Tuesday, October 30, 2012

Kepolaran Senyawa


Kepolaran Senyawa

I. Tujuan
Membedakan senyawa – senyawa yang bersifat polar dan nonpolar
II. Dasar Teori
Setiap unsur mempunyai bermacam- macam muatan inti dan konfigurasi elektron yang berlainan sehingga atom – atom dari unsur yang berbeda mempunyai kemampuan yang berbeda pula untuk menarik elektron apabila atom – atom ini membentuk ikatan kimia. Dua buah atom atau lebih yang terikat secara kovalen namun kedua atom tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan yang cukup besar, maka pasangan elektron yang berikatan akan berada lebih dekat dengan atom yang lebih elektronegativ.
Ikatan yang terbentuk dari pemakaian bersama sepasang elektron ( atau lebih dari satu pasang ) antara dua atom disebut ikatan kovalen (David E. Golberg, 2003). Senyawa kovalen adalah senyawa yang terjadi antara unsur-unsur nonlogam dengan unsur-unsur nonlogam melalui penggunaan elektron bersama.
Perbedaan keelektronegativan dan bentuk molekul yang tidak simetri pada senyawa kovalen mengakibatkan senyawa tersebut memiliki sifat polar. Pada senyawa kovaken polar tejadi pengkutuban, artinya ada bagian yang bersifat lebih negatif dan ada bagian yang bersifat lebih positif.
Elektronegativitas adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan gaya tarik – menarik atom pada elektron dalam suatu ikatan (James E. Brady, 1994). Sedangkan menurut David E. Golberg (2003) elektronegativitas adalah ukuran semikuantitatif terhadap kemampuan sebuah atom untuk menarik elektron yang terlibat dalam ikatan kovalen.
Perbedaan keelektronegativan yang semakin besar akan menimbulkan dipol. Kepolaran dinyatakan oleh momen dipol (µ), yang merupakan hasil kali antara muatan (q) dan jarak (d) :
Rounded Rectangle: µ =  q . d
 


Molekul – molekul yang memiliki dipol disebut dengan molekur polar dan ikatannya disebut ikatan kovalen polar.
Suatu ikatan kovalen polar apabila PEI (Pasangan Elektron Ikatan) tertarik lebih kuat ke salah satu atom. Untuk molekul-molekul yang hanya mengandung dua atom, kepolarannya dapat ditentukan dengan mudah.
  • Jika kedua atom itu sejenis, ikatannya pasti nonpolar. Contohnya :H2, Cl2, Br2.
  • Jika kedua atom itu tidak sejenis, ikatannya pasti polar. Contohnya : GCl, HBr, BrCl.
Untuk molekul-molekul yang hanya mengandung tiga buah atau lebih atom, kepolarannya ditentukan oleh PEB (Pasangan Elektron Bebas) yang dimiliki atom pusat, yaitu yang persis ditengah-tengah molekul.
  • Jika atom pusat tidak mempunyai PEB, maka bentuk molekul itu simetris sehingga PEI tertarik sama kuat ke semua atom. Akibatnya molekul tersebut nonpolar.
  • Jika atom pusat mempunyai PEB, maka bentuk molekul itu tidak simetris sehingga PEI tertarik lebih kuat ke atom pusat, akibatnya molekul tersebut polar.
Percobaan ini akan menyelidiki kepolaran beberapa senyawa kovalen. Percobaan dilakukan dengan mengucurkan larutan senyawa kovalen dari buret. Pada kucuran didekatkan magnet statis. Karena senyawa kovalen polar memiliki kutub-kutub, maka akan menunjukkan reaksi positif terhadap magnet statis. Kucuran akan membelok mendekati atau menjauhi magnet statis.

III. Alat dan Bahan
No
Alat dan Bahan
Jumlah
Merk
1
Gelas kimia ; 250 ml
1 buah
Bomex
2
Gelas kimia ; 100 ml
1 buah
Bomex
3
Buret ; 50ml
1 buah
Bomex
4
Dasar Statif
1  buah
-
5
Kaki statif
1 buah
-
6
Batang statif pendek ; 250 mm
1 buah
-
7
Batang statif panjang ; 500 mm
1 buah
-
8
Klem buret
1 buah
-
9
Corong
1 buah
-
10
Penggaris plastik ; 30cm
1 buah
Butterfly
11
Rambut ( pengganti kain wol )
-
-
12
Etanol  ( C2H5OH ) 95%
20 ml
Pudak Scientific
13
Akuades ( H2O)
20 ml
Pudak Scientific
14
Glukosa  ( C6H12O6 )
20 ml
Pudak Scientific
15
Aseton ( (CH3)2CO)
20 ml
Pudak Scientific















IV.     Prosedur / Cara kerja


download disini


 



V.         Data Pengamatan

Tabel arah aliran beberapa larutan yang di dekatkan dengan listrik statis

No
Larutan
Arah Aliran
Dibelokkan
Lurus/ Tidak Dibelokkan
1
Air
-
2
Etanol 95% *
-
3
Glukosa
-
4
Aseton  *
-
Ket : * dilakukan di ruang asam

VI.     Analisis Data
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat di analisis bahwa senyawa yang dipakai dalam praktikum merupakan senyawa polar , yang terbukti ketika di dekatkan dengan elektrostatis semua larutan dibelokkan. Kepolaran senyawa tersebut bisa di analisis dengan melihat momen dipol masing – masing senyawa.
Tabel momen dipol.
No
Larutan
Momen dipol (D)
1
Air
1,70
2
Etanol 95%
1,69 (gas)
3
Aseton
2,91
4
Glukosa
4,04






VII.     Pembahasan
Ketika molekul polar berdekatan dengan molekul polar, maka akan timbul gaya elektrostatik diantara keduanya. Gaya ini disebut gaya dipol- dipol. Melalui gaya ini, zat terlarut yang bersifat polar dapat larut dalam pelarut polar yang memiliki konstanta dielektrik besar. Molekul – molekul polar yang berada dalam fase cair, pusat muatan negatif akan berdekatan dengan pusat muatan positif, dan sebaliknya. Peristiwa ini menyebabkan gaya tarik antar molekul akan lebih kuat dari pada gaya tolaknya.
Dari percobaan yang telah dilakukan maka bisa diidentifikasi berbagai molekul yang bersifat polar. Jika didekatkan dengan magnet statis, maka aliran air akan bereaksi sehingga kucurannya akan mendekati atau menjauhi magnet statis.
Berikut pembahasan lebih mendalam dari percobaan ini dengan berbagai larutan yang digunakan :
a.             Air
Molekul H2O bersifat polar karena memiliki momen dipol yang bernilai 1,84 D. Nilai momen dipol ini didapatkan berdasarkan jumlah vektor dari momen ikatan H-O dan momen PEB. Atom O lebih elektronegatif daripada atom H sehingga arah momen ikatan O-H akan mengarah ke atom O. Sedangkan untuk arah momen pasangan elektron bebas mengarah dari atom O menuju ke pasangan elektron bebas. Ketika penggaris bermuatan elektostatif didekatkan dengan kucuran air , ternyata aliran air yang tadinya lurus akan dibelokkan, hal ini menunjukkan adanya  elektron listrik  yang saling tarik menarik antara air dan penggaris listrik
b.         Etanol 95%
Etanol disebut juga alkohol murni atau alkohol saja, Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Pada saat kran buret dibuka dan penggaris didekatkan ke kucuran etanol , medan listrik yang dihasilkan oleh penggaris membuat arah aliran etanol berbelok kearah medan listrik, hal ini menunjukkan bahwa etanol merupakan senyawa polar.
c.          Aseton
Aseton, juga dikenal sebagai propanon, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. dan merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter dll. Aseton termasuk senyawa polar yang terbukti ketika alirannya didekatkan dengan penggaris alirannya dibelokkan.
d.         Larutan Gula
Larutan gula merupakan campuran dari glukosa yang dilarutkan dalam pelarut air. Ketika kran buret dibuka dan penggaris didekatkan, aliran glukosa yang awalnya lurus ternyata juga di belokkan , hal ini menunjukkan bahwa larutan gula mempunyai sifat polar.
Dari keempat larutan yang digunakan menunjukkan bahwa semua larutan yang dipakai dalam praktikum mempunyai sifat polar yang dibuktikan dengan di belokkannya arah aliran ketika penggaris bermuatan elektrostatis didekatkan ke aliran larutan.
Faktor yang mempengaruhi kepolaran suatu molekul selain keelektronegativan, dan juga bentuk molekul terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan suatu molekul bersifat polar seperti momen dipol, momen ikatan, momen pasangan elektron bebas, kation, anion, serta konfigurasi elektron. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang disebabkan karena keberadaan molekul itu sendiri. Selain itu, ternyata keberadaan molekul tetangga dapat menyebabkan timbulnya sifat polar. Hal ini dijelaskan melalui gaya antarmolekul yang terjadi dalam molekul tersebut.(http://id.mobile.wikipedia.org)


VIII.    Simpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil simpulan bahwa suatu larutan dikatakan bersifat polar apabila larutan tersebut tertarik saat didekatkan dengan medan listrik.sedangakan jika larutan tidak tertarik maka larutan bersifat nonpolar.

IX.           Daftar pustaka

1.      David, E.G.,2003,Kimia Untuk Pemula, Alih Bahasa: Sherly Affandy, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta
2.      James,E.B., Kimia Universitas : Asas & Struktur , Alih Bahasa: Sukmariah  Maun,Kamianti Anas Dan Tilda S. Sally, Binarupa Aksara,Tangerang



















X.               Lembar Pengesahan
  1. Judul Kegiatan             : Praktikum Kimia Dasar
  2. Kode percobaan          : C- X - 02
  3. Topik percobaan          : Kepolaran Senyawa
  4. Tujuan percobaan        : membedakan senyawa – senyawa yang bersifat polar dan nonpolar
  5. Praktikan                     :
           
a.       Nama                     : Achmad Burhanuddin
b.      NIM                       : 011.11.002
c.   Jurusan                  : Teknologi Pengolahan Sawit
d.   Perguruan Tinggi    : Institut Teknologi dan Sains Bandung
      6.  Tanggal pelaksanaan     :  09 April 2012
      7.   Waktu pelaksanaan      : 10.00 – 11.15 WIB
       8.   Tempat Pelaksanaan   : Laboratorium Kimia ITSB



                                                                                                Bekasi, April 2012
Menyetujui,                                                                                   
Asisten dosen                                                                    Praktikan

(Ida Kusumawati, A.Md.)                                               (Achmad Burhanuddin)
             NIP.                                                                         NIM. 011.11.002



Mengetahui,
Dosen Pengampu


Dr. Endang Kumolowati, M.Si.Apt.
NIP.
                                                                         

XI.              Lampiran

·      Pertanyaan :

1.   Jelaskan apa yang terjadi jika penggaris plastik bermuatan listrik statif didekatkan dengan alirann larutan HCl 1M ?
2.   Mengapa CCl4 termasuk senyawa nonpolar , padahal antara C dan Cl memiliki perbedaan keelktronegatifan yang cukup besar ? jelaskan jawabanmu tersebut !
3.   Apakah kepolaran ikatan akan selalu menyebabkan suatu senyawa bersifat polar ?
     Jelaskan !
4.   Tuliskan 5 senyawa yang bersifat polar atau nonpolar !
5.   Sebutkan salah satu penerapan sifat kepolaran dalam kehidupan sehari- hari !

·    Jawab

1.      Jika penggaris plastik bermuatan listrik statif didekatkan dengan HCl 1M maka alirannya akan di belokkan, seperti pada percobaan – percobaan diatas. Karena, pada molekul HCl, atom lebih elektronegatif daripada hidrogen sehingga pasangan elektron dalam ikatan HCl tidak terbagi rata pada kedua atom. Lebih dari setengah kerapatan elektron ikatan berkumpul disekeliling klor. sehingga terjadi pemisahan muatan dan terbentuk dipol (dwikutub). Akibatnya, atom Cl lebih bermuatan negatif (polar negatif, d- ) dan kelebihan muatan positif ada pada atom H (polar positif, d+). Sehingga molekul HCl disebut Polar.
2.      Karena, pada molekul CCl4 terdapat 4 ikatan kovalen polar antara atom pusat C dan 4 atom Cl ( tetrahedaral) dengan atom C sebagai pusat dan atom-atom Cl pada sudut-sudutnya. Sekalipun ikatan C – Cl bersifat polar, tapi karena struktur molekul tersebut simetris (tidak ada pasangan elektron bebas pada struktur molekul Lewisnya) maka momen dipol yang terjadi saling meniadakan  dan tidak terjadi pengutuban atom atau polarisasi muatan karena pasangan elektron dalam ikatan digunakan secara seimbang di antara atom pusat C dan 4 atom Cl sehingga molekul CCl4 bersifat nonpolar.
3.      Tidak, karena pada umumnya untuk mengetahui kepolaran senyawa dilihat dari perbedaan keelektronegativitasnya serta dari bentuk struktur molekulnya, Untuk molekul-molekul yang mengandung atom lebih dari dua, ikatan kimianya tetap merupakan ikatan kovalen polar, tetapi dapat bersifat non polar jika bentuk molekulnya simetris dan atom pusat tidak mempunyai pasangan elektron bebas (PEB). Sebagai contoh CO2 ikatan antar atomnya adalah ikatan kovalen polar, tetapi molekul molekul tersebut bersifat non polar.
4.      Senyawa bersifat polar dan nonpolar
No
Senyawa Polar
Senyawa Nonpolar
1
HF
BeCl2
2
HBr
BF3
3
PCl3
PCl5
4
NH3
SiO2
5
HCl
BF3

5.      Salah satu penerapan sifat kepolaran dalam kehidupan sehari- hari adalah untuk  memilih pelarut yang sesuai, jika akan melarutkan suatu zat.