Friday, December 7, 2012

KEKENTALAN ZAT CAIR ( ViSIKOSITAS )



LAPORAN PRAKTIKUM
KEKENTALAN ZAT CAIR (VSIKOSITAS)
DWI MARTA SETYADI
011.11.006/Kelompok C
INSTITUT TEKNOLOGI dan SAINS BANDUNG
T.A.2011/2012


I.              TUJUAN PERCOBAAN
1.      Memahami bahwa gaya gesekan pada benda yang bergerak didlam fluida ( gas dan zat cair ) dipengaruhi oleh kekentalan fluida tersebut.
2.      Menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan hukum stokes.

II.            ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1.      Tabung gelas tempat zat cair yang dilengkapi dua karet gelang.
2.      3 bola kecil dari ebonit dengan ukuran yang berbeda-beda.
3.      Mistar dan mikrometer sekrup.
4.      Termometer.
5.      Saringan bertangkai untuk mengambil bola.
6.      Stopwatch.
7.      Zat cair : oli dan minyak goreng.

III.           DASAR TEORI
Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan berubah secara kontinue apabila mengalami geseran, atau mempunyai reaksi terhadap tegangan geser sekecil apapun dalam keadaan diam atau dalam keadaan keseimbangan, fluida tidak mampu menahan gaya geser yang bekerja padanya,dan oleh sebab itu fluida mudah berubahbentuk tanpa pemisahan massa.
Viskositas atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu Sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gayageser. Viskositas terjadi terutama karena adanya interaksi antara molekul-molekul cairan.
Semua fluida nyata (gas dan zat cair) memiliki sifat-sifat khusus yang dapat diketahui, antara lain: rapat massa (density), kekentalan (viscosity), kemampatan(compressibility), tegangan permukaan (surface tension), dan kapilaritas(capillarity). Beberapa sifat fluida pada kenyataannya merupakan kombinasi dari sifat-sifat fluida lainnya. Sebagai contoh kekentalan kinematik melibatkan kekentalan dinamik dan rapat massa. Sejauh yang kita ketahui, fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekulmolekul dengan jarak pisah yang besar untuk gas dan kecil untuk zat cair. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain

Fluida yang riil memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu yang disebut dengan viskositas. Viskositas ada pada zat cair maupun gas dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati lainnya. Dengan adanya viskositas, kecepatan lapisan-lapisan fluida tidak seluruhnya sama. Lapisan fluida yang terdekat dengan dinding pipa bahkan sama sekali tidak bergerak (v = 0), sedangkan lapisan fluida pada pusat aliran memiliki kecepatan terbesar. Pada zat cair, viskositas disebabkan akibat adanya gaya-gaya kohesi antar molekul.



Hukum Stokes

Viskositas dalam aliran fluida kental sam saja dengan gesekan pada gerak benda padat. Untuk fluida ideal, viskositas η = 0 sehingga kita selalu menganggap bahwa benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan yang disebabkan fluida. Akan tetapi, bila benda tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida kental, maka benda tersebut akan dihambat geraknya oleh gaya gesekan fluida benda tersebut.
F = η A v = A η v = k η v
Koefisien k tergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola dengan jari-jari (r), maka dari perhitungan laboraturium ditunjukan bahwa
k = 6 п r
maka
F = 6 п η r v
Persamaan itulah yang hingga kini dikenal dengan Hukum Stokes.
Dengan menggunakan hukum stokes, maka kecepatan bola pun dapat diketahui melalui persamaan (rumus) :
v = 2 r2 g (ρ – ρ0)
9 η


IV.          PENGOLAHAN DATA


ZAT CAIR
BOLA
JARAK (d)
WAKTU
OLI
A
140 cm
14 Sekon
150 cm
16,16 sekon
160 cm
18,72 sekon
B
140cm
9 sekon
150cm
10,21 sekon
160cm
12,91 sekon
C
140cm
0,63 sekon
150cm
0,75 sekon
160cm
0,79 sekon
MINYAK GORENG
A
140cm
4,81 sekon
150cm
5,66 sekon
160cm
5,72 sekon
B
140cm
3,34 sekon
150cm
3,72 sekon
160cm
4,37 sekon
C
140cm
0,32 sekon
150cm
0,34 sekon
160cm
0,44 sekon

Menentukan koefisien kekentalan zat cair

Informasi benda untuk praktikum:
No
Benda
Diameter (m)
Massa (kg)
Volume (m3)
V = π
Massa jenis
ρ =
1
Bola A
5,8 x 10-3
0,10 x 10-3
3,520 x 10-5
2,84
2
Bola B
7,7 x 10-3
0,20 x 10-3
6,204 x 10-5  
3,2
3
Bola C
1 x 10-2
1 x 10-3
10,4 x 10-5  
9,6


Bola A :
Volume,
Dengan diameter 5,8 x 10-3
V =  π.
V =  3,14 . 8,41 x 10-6
V = 35,20x 10-6
V = 3,520 x 10-5 (m3)                                     

Masa jenis,
Dengan massa 0,10 x 10-3
ρ =
ρ =
ρ = 0,0284 x 102
ρ = 2,84

Bola B :
Volume,
Dengan diameter 7,7 x 10-3
V =  π.
V =  3,14 . 14,82 x 10-6
V = 62,04 x 10-6
V = 6,204 x 10-5   (m3)                  
                
Masa jenis,
Dengan massa 0,20 x 10-3
ρ =
ρ =
ρ = 0,032 x 102
ρ = 3,2

Bola C :
Volume,
Dengan diameter 10 x 10-3
V =  π.
V =  3,14 . 25 x 10-6
V = 104,6 x 10-6
V =  10,4 x 10-5   (m3)              

Masa jenis,
Dengan massa 0,20 x 10-3
ρ =
ρ =
ρ = 0,096 x 102
ρ = 9,6

download selengkapnya disini

2 comments:

  1. mau tanya , ,kalo cairannya di pengaruhi oleh suhu ,nanti kalo di pengolahan data buat cari nilai viskositasnya berpengaruh gak ya ?
    mohon bantuannya

    ReplyDelete
  2. maaf sebelumnya ,,, menurut saya tergantung cairannya juga,,, seberapa besar cairan itu berubh terhapd suhu,,, tapi kalao cairan itu tidak terlalu berubah seperti pada praktkum ini sepertinya tidak terlalu berpengaruh,,,,, terimah kasih...

    ReplyDelete