Tuesday, October 2, 2012

Reaksi Saponifikasi ( Pembuatan Sabun ),,





LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (C-XII-10.01)
“Pembuatan sabun”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Endang Kumolowati, M.Si., Apt.


DISUSUN OLEH :
ACHMAD BURHANUDDIN ( 011.11.002 )

ASISTEN DOSEN :
Ida Kusumawati, A.Md



Teknologi Pengolahan Sawit
Institut Teknologi dan Sains Bandung
2012

PEMBUATAN SABUN
I.                  Tujuan

Memahami reaksi kimia yang terjadi pada proses pembuatan sabun, sehingga dapat memanfaatkan untuk produk turunan (oleokemikal) dari minyak kelapa sawit yang salah satunya adalah sabun dan juga dapat  membedakannya dengan deterjen.

II.               Dasar Teori
Sabun adalah surfaktan yang digunakan bersama air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik.(wikipedia)
Sabun dibuat melalui reaksi saponifikasi, yaitu reaksi hirolisis asam lemak (lemak hewan atau minyak nabati) oleh adanya basa lemah (NaOH / KOH / NH4OH). Gugus induk lemak disebut fatty acids yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang (C12 sampai C18) yang berikatan membentuk gugus karboksil. Asam lemak rantai pendek jarang digunakan karena menghasilkan sedikit busa.Padapembuatansabun, bahandasar yang biasadigunakanadalah : C12 – C18

Jika :    < C12 : Iritasipadakulit
>C18 :Kuranglarut (digunakansebagaicampuran)
Kata saponifikasi atau saponify berarti membuat sabun (Latin sapon, = sabun dan –fy adalah akhiran yang berarti membuat). Bangsa Romawi kuno mulai membuat sabun sejak 2300 tahun yang lalu dengan memanaskan campuran lemak hewan dengan abu kayu. Pada abad 16 dan 17 di Eropa sabun hanya digunakan dalam bidang pengobatan. Barulah menjelang abad 19 penggunaan sabun meluas.
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH -> C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Secara lebih jelas bias terlihat seperti reaksi dibawah ini :

Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserins ebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual.Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali.Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untukmenambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
               
Ada beberapa karaktersitik  yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan dasar sabun antara lain:
Warna
Lemak dan minyak yang berwarna terang merupakan minyak yang bagus untuk digunakan sebagai bahan pembuatan sabun.

AngkaSaponifikasi
Angka Saponifikasi adalah angka yang terdapat pada milligram kalium hidroksida yang digunakan dalam proses saponifikasi sempurna pada satu gram minyak. Angka saponifikasi digunakan untuk menghitung alkali yang dibutuhkan dalam saponifikasi secara sempurna pada lemak atau minyak.

BilanganIod
Bilangan iod digunakan untuk menghitung katidakjenuhan minyak atau lemak,semakin besar angka iod, maka asam lemak tersebut semakin tidak jenuh.Dalam pencampurannya, bilangan iod menjadi sangat penting yaitu untuk mengidentifikasi ketahanan sabun pada suhu tertentu.

Sabun memiliki beberapa sifat antara lain:
·   Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
CH3(CH2)16COONa + H2O CH3(CH2)16COOH + OHb.

·      Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah.
·      Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.
CH3(CH2)16COONa + CaSO4 Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2

·      Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimiakoloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organik sedangkanCOONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larutdalam air.
Non polar : CH3(CH2)16 (larut dalam minyak, hidrofobik dan juga memisahkan kotoran non polar)
Polar :COONa+(larut dalam air, hidrofilik dan juga memisahkan kotoran polar)

III.           AlatDan Bahan

No
AlatdanBahan
Jumlah
Merk
1
Pingganpenguap
1buah
-
2
Batang pengaduk
1 buah
Bomex
3
Gelaskimia; 100ml
1 buah
Bomex
4
Gelaskimia; 200ml
1buah
Bomex
5
Kawatkasa
1 buah
-
6
Kaki tiga
1 buah
-
7
Pembakarspirtus
1 buah
-
8
Kertassaring
Secukupnya
-
9
Gelasukur
3buah
-
10
Sendok
1 buah
-
11
Timbangan
1 buah
Pudak Scientific
12
Corong
1 buah
-
13
Pipet
3 buah
-
14
NaCl ( padat)
Secukupnya
Pudak Scientific
15
NaOH( padat ) / Sodium Hidroksida
40 gram
Pudak Scientific
16
Etanol 95%
5 ml
Pudak Scientific
17
Akuades
Secukupnya
Pudak Scientific

IV.           Prosedur / Cara Kerja

1.      Pembuatanlarutan

·         Larutan NaOH 40%             diaduk





·         Larutan NaClpekat       sambil diaduk








Nb: * Penambahan dilakukan sampai Nacl tidak larut dalam aquades


2.      Pembuatan sabun





V.               Data Pengamatan

No
Prosedur
Pengamatan dan Penjelasan
1.
40 gram NaOH (s) +100 ml Aquades
NaOH(s) berwarna putih, setelah dicampur dalam gelas kimia berisi aquades 100 ml kemudian diaduk, beberapa saat campuran menjadi panas dan NaOH padat larut dalam aquades, setelah didiamkan akan dingin tetapi jika diaduk lagi akan panas lagi

NaCl (s) + 100 ml Aquades
Nacl berupa kristal garam berwarna putih, dimasukkan kedalam gelas kimia berisi 100 ml aquades lalu diaduk , NaCl diaduk terus , lama – kelamaan NaCl tidak larut dalam aquades dan di bagian bawah masih ada Kristal NaCl
2
5 ml NaOH(aq) + 5 ml Minyak kelapa + 5 ml etanol 95%
Larutan NaOH berwarna putih agak kekuning – kuningan ,minyak kelapa berwarna kuning, sedangkan etanol berwarna putih, setelah dicampur dalam pinggan penguap dan dipanaskan dalam pembakar spiritus serta diaduk ,muncul gelembung – gelembung dan campuran berwarna kuning

Campuran ( NaOH, minyak kelapa,dan etanol 95%) + 5ml aquades
Setelah campuran dalam pinggan  penguap menjadi padat,api dimatikan aquades ditambahkan dan diaduk padatan menjadi encer , dan tetap menggumpal tidak larut

 Campuran ( NaOH, minyak kelapa, etanol 95 %,dan  aquades ) + 40 ml NaCl
campuran menjadi lebih encer serta gumpakan – gumpalan padat yang ada dalam campuran menjadi  lebih halus , disaring dengan kertas saring dan corong



Pembilasan padatan dengan air
Setelah padatan didapat dengan penyaringan, dibilas dengan air



VI.           Analisis Data
Dari data pengamatan yang dilakukan dapat dianalisis, dalam proses pembuatan sabun perlu ditambahkan zat / senyawa lain seperti alkali (NaOH), etanol dan garam (NaCl), serta diperlukan pembakaran untuk menguapkan campuran , Dan hasil akhir dari proses pembuatan sabun dibilas dengan air.
VII.        Pembahasan
Bagian I
·         No 1.
o    40 gram NaOH (s) +100 ml Aquades
Reaksi ini adalah untuk mendapatkan larutan NaOH 40% yang bersifat basa kuat dan digunakan sebagi alkali dalam proses saponifikasi,dalam pembuatan lautan ini perlu diperhatikan untuk melakukan percampuran harus didahulukan aquades yang diletakkan terlebih dahulu kedalam gelas kimia setelah inu baru ditambahkann NaOH padat, karena jika tidak bisa berbahaya bisa terjadi percikan yang bisa mengenai mata praktikan , dalam reaksi ini terjadi kalor pelepasan kalor oleh NaOh sehingga ada panas yang terjadi dalam gelas kimia.alkali berfungsi untuk melawan kotoran berminyak dan berlemak
o      NaCl (s) + 100 ml Aquades
Reaksi ini digunakan untuk memperoleh garam pekat yaitu larutan NaCl, dalam pembuatan larutan pekat ini NaCl padat ditambahkan terus sambil diaduk,dan ketika larutan ini sudah pekat maka NaCl tidak akan larut lagi serta penambahan bisa dihentikan. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan sisa NaCl yang tidak larut dalam aquades. Dalam penyaringan digunakan kertas saring agar penyaringan lebih maksimal, kertas saring memiliki ukuran kekasaran yang berpengaruh dalam proses penyaringan , semakin renggang maka akan semakin mempercepa penyaringan tetapi hasilnya kurang bersih.
·         No 2.
o      5 ml NaOH(aq) + 5 ml Minyak kelapa + 5 ml etanol 95%
Proses pembuatan sabun dimulai dari reaksi ini pencampuran berbagai senyawa. Terdiri dari bahan baku ( minyak kelapa dan NaOH),  penambahan etanol adalah sebagai pelarut untuk melarutkan minyak yang bersifat nonopolar. Pembakaran yang dilakukan pada tahap ini adalah untuk menguapkan campuran sehingga akan didapat padatan sabun.

o    Campuran ( NaOH, minyak kelapa,dan etanol 95%) + 5ml aquades
Setelah terbentuk padatan, api dipembakar spiritus dipadamkan , penambahan air untuk mengencerkan campuran tetapi padatan tetap tidak akan larut karena air bersif polar.
o    Campuran ( NaOH, minyak kelapa, etanol 95 %,dan  aquades ) + 40 ml NaCl
Campuran didiamkan sejenak setelah dingin ditambah larutan garam (NaCl). NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi didalam sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam larutan NaCl karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.
o      Pembilasan padatan dengan air
Dalam proses saponifikasi akan dihasilkan sabun dan gliserin yang ditunjukkan oleh raeksi dibawah ini 
Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual, namun dalam praktikum ini gliserin tidak dipisahkan dengan sabun melainkan gliserin yang ada dibilas dengan air .
VIII.       Simpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa pembuatan sabun dihasilkan antara campuran asam lemak dengan alkali (bisa digunakan KOH atau NaOH), yang akan menghasilkann sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk sampingan. jika digunakan alkali NaOH sabun yang dihasilkan padat, dan jika alkali yang digunakan KOH maka sabun berupa cair, selain itu dalam proes pembuatan sabun terdiri dari bahan utama (lemak & alkali ) dan bahan pendukung. Etanol yang ditambahkan berfungsi sebagai pelarut sedangkan garan ( NaCl) digunakan untuk mengendapkan.

IX.           DaftarPustaka

4.       www.wikipedia.org/wiki/sabun


X.               Lembar Pengesahan
  1. JudulKegiatan : Praktikum Kimia Dasar
  2. Kodepercobaan           : C- XII – 10.01
  3. Topikpercobaan           : Reaksipenyabunan
  4. Tujuanpercobaan         : Memahamireaksipembuatansabun
  5. Praktikan                     :
           
a.       Nama                     : AchmadBurhanuddin
b.      NIM                      : 011.11.002
c.   Jurusan                  : TeknologiPengolahanSawit
d.   Perguruan Tinggi   : Institut Teknologi dan Sains Bandung
  6.  Tanggal Pelaksanaan        :  16 April 2012
      7.   Waktu Pelaksanaan     : 08.00 - Selesai WIB
       8.   Tempat Pelaksanaan   : Laboratorium Kimia ITSB



                                                                                                Bekasi, April 2012
Menyetujui,                                                          
Asisten dosen                                                                    Praktikan

(Ida Kusumawati, A.Md.)                                          (Achmad Burhanuddin)
    NIP.                                                                          NIM. 011.11.002



Mengetahui,
DosenPengampu


Dr. EndangKumolowati, M.Si.Apt.
NIP.
XI.           Lampiran

Pertanyaan :

·         Jika pada percobaan ini digunakan KOH, bagaimanakah hasil sabun yang didapat disbanding kan jika digunakan NaOH ?

Jawab :

·            Jika pada percobaan digunakan alkali yang berbeda maka sabun yang dihasilkan juga berbedaya itu berupa Sabunp adat jika digunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair jika digunakan kalium hidroksida (KOH). Selain itu sabun yang dibuat dengan NaOH lebih lambat larut dalam air dibandingkan dengan sabun yang dibuat dengan KOH
I.   Pre-test:

1.      Jelaskan mekanisme saponifikasi.
·            Saponifikasi (saponification) adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu Sabun dan Gliserin.Jenis alkali yang umumdigunakandalam proses saponifikasiadalahNaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, danethanolamines.

2.      Jelaskan beda sabun-NaOH dengan sabun-KOH
·            Sabun dengan alkali NaOH akan menghasilkan sabun padat sedangkan KOH akan menghasilkan sabun cair.

3.      Apakah asam lemak jenuh
·            Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang rantai carbonnya tidak memiliki ikatan rangkap dan titik didihnya lebih tinggi dari asam lemak tak jenuh

4.      Apakah asam lemak tidak jenuh, adakah ikatan rangkap cis atau trans-nya.
·            Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk : cis dan trans. Semua asam lemak nabati hanya memiliki bentuk cis yang dilambangkan dengan huruf “Z” yang merupakan singkatan dari zusammen (bahasa Jerman).Asam lemak bentuk trans (trans fatty acid) dilambangkan dengan “E” yang merupakan singkatan dari entgegen (bahasa Jerman) dan hanya diproduksi oleh sisa metabolism hewan atau dibuat secara sintesis. Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans karena atom H-nya berseberangan tidak mengalami polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus.

5.      Tunjukan perbedaan polaritas di dalam molekul sabun dan buat gambarnya.
·      Molekul sabun mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organik sedangkanCOONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larutdalam air.
Non polar : CH3(CH2)16 (larut dalam minyak, hidrofobik dan juga memisahkan    kotoran non polar)
Polar :COONa+(larut dalam air, hidrofilik dan juga memisahkan kotoran

6.      Apa perbedaan deterjen dan sabun ?

Sabun
•Sabunadalah garamalkali karboksilat.
•Molekulsabunlebihmudahterdegradasioleh bakteripengurai.
•Tidak bisadipakaiuntuk mencucidalamair sadah, karenasabunakanbereaksidengan ion Ca2+ dan Mg2+


Detergen
•detergenadalah garamalkali alkilsulfatatau sulfoniat.
•Molekuldetergenharganyalebihmurahdan sukarterdegradasioleh bakteripengurai.
•Molekuldetergentidak bereaksidengan ion Ca2+ dan ion Mg2+


7.      Kenapa deterjen tidak membentuk gumpalan bila bersama dengan air sadah ?
·            karena ujung yang polar tidak membentuk garam yang mengendap dengan ion-ion dalam air sadah
8.      Apakah micelle?
·         Micelle merupakan mikroemulsi dalam air atau minyak yang berfungsi sebagai media yang bercampur baik dengan minyak ataupun air sekaligus

9.      Bandingkan penampilan sabun dan deterjen, apakah serupa atau berbeda, kenapa?
·      tidak serupa. Pada umumnya sabun berbentuk padat dan cair. Karena terbuat dari minyak/lemak nabati maupun hewani. Sedangkan detergen pada umumnya berbentuk serbuk/butiran, karena terbuat dari minyak alam.

10.  Bagaimana sifat sabun dibanding deterjen ketika kita membuat larutan 1% dari keduanya? Apa yang satu lebih mudah larut dibanding yang lain?
·       Sabun dan detergen termasuk senyawa surfaktan. Surfaktan mengandung suatu ujung hidrofob yang larut dalam zat-zat non polar dan suatu ujung hidrofil yang larut dalam air. Sehingga sabun dan detergen tidak benar-benar larut dalam air akan tetapi sabun dan detergen  mudah tersuspensi dalam air membentuk micelle.

11.  Apakah anda melihat alkalinitas sabun dan diterjen, bagaimana hasilnya jika digunakan kertas lakmus.
·            maka kertas lakmus akan berubah warna menjadi biru karena sabun dan detergen bersifat basa.

12.  Bagaimana kerja sabun dan diterjen dengan adanya kesadahan air?
·    Kerja sabun dengan adanya kesadahan air akan berkurang. Yakni tidak akan tercipta buih. Sedangkan detergen tidak terpengaruh oleh kesadahanhan air.



Pre-test 2 :

1.      Apakah sabun itu, sebutkan bahan pembuatnya (utama dan pendukung), dan sebutkan pula produk saponifikasi  (pembuatan sabun) tersebut (utama dan sampingan).
·         Sabun adalah hasil dari proses saponifikasi, yakni antara minyak/lemak dengan alkali (NaOH/KOH). Biasanya ditambah dengan parfume, pewarna, antiseptik, pelembab, pelembut, dan pemutih. Produk utama dari proses saponifikasi adalah sabun, sedang produk sampingannya adalah gliserin.
2.      Jelaskan mekanisme pembuatan sabun, dan jelaskan peranan air, garam, dan etanol?
·         Lemak + 3 NaOH → Glisein + 3 Sabun
air berperan untuk proses pencucian sabun dari NaOH yang tersisa. Garam berfungsi sebagai bahan pengental dalam proses pembuatan sabun. Sedangkan etanol berfungsi untuk melarutkan minyak/lemak dengan alkali.
3.      Apakah  peranan alkali dalam pembuatan sabun, dan dampak dari pemilihan alkali tersebut?
·         Menetralkan asam
·         untuk menghidrolisis asam lemak dalam proses saponifikasi. Dampak dari pemilihan alkali adalah pada wujud sabun yang akan dihasilkan. Apabila menggunakan NaOH akan berwujud padat, sedangkan menggunakan KOH akan berwujud cair.
4.      Jelaskan mekanisme pencucian atau pembersihan dari sabun dan detergen?
·         Sabun yang memiliki 2 gugus, hidrofilik dan hidrofobik akan larut dalam air dan minyak. Gugus hidrofilik larut dalam air. Sedangkan gugus hidrofobik larut dalam minyak. Jadi penambahan sabun bukan menyebabkan air dan minyak menyatu. Karena sabun hanyalah 'jembatan' penghubungnya. Mereka disebut menyatu karena adanya penghubung antara keduanya yaitu sabun. Saat dibilas waktu mencuci, keduanya akan terbilas karena sudah terikat

5.      Sebutkan perbedaan sabun dan detergen: kandungan kimia, cara kerja, dan keunggulannya?

·         Sabun
ü  Sabun adalah garam alkali karboksilat
ü  Mokelul sabun lebih mudah terdegradasi oleh bakteri pengurai
ü  Tidak bisa dipakai untuk mencuci dalam air sadah karena sabun akan bereaksi dengan ion Ca2+ dan ion Mg2+
·         Detergen
ü  Detergen adalah alkali alkil sulfat atau sulfoniat.
ü  Molekul detergen harganya lebih murah dan sukar terdegradasi oleh bakteri pengurai
ü  Molekul detergen tidak bereaksi dengan ion Ca2+ dan ion Mg2+

6.      Apa yang dimaksud air lunak dan air sadah, bagaimana menghilangkan kesadahan tersebut bila kita akan menggunakan sabun, bukan detergen?
·         Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah.
·         Cara menghilangkannya adalah dengan menggunakan larutan karbonat, yaitu Na2CO(aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+. CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq) Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –> MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq) Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.
7.      Sebutkan jenis-jenis minyak dan lemak yang digunakan dalam pembuatan sabun, dan mengapa lebih banyak digunakan lemak hewani daripada nabati?
·         Secara umum dibagi 2 :minyak nabati dan minyak hewani

·           Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabun
di antaranya :
a. Tallow.
b. Lard.
c. Palm Oil (minyak kelapa sawit).
                                               d. Coconut Oil (minyak kelapa).
e. Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit).
f. Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin).
g. Marine Oilh. Castor Oil (minyak jarak).
 i. Olive oil (minyak zaitun).
j. Campuran minyak dan lemak.

lebih banyak digunakan lemak hewani lebih mudah dalam mendapatkannya, dan lebih murah (ekonomis) karena sisa dari tempat pemotongan.



download materi lengkap ini disini
donload reksi saponifikasi dan deterjen disini



1 comment: