Pengukuran dan Ketidakpastian
![]() |
![]() |
||||
Nama : Achmad burhanuddin
Nim/ kelompok : 011.11.02/ A
Jurusan : Teknologi pengolahan sawit
Institut Teknologi dan Sains
Bandung
·
Tujuan praktikum
Melalui
praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:
1.
Menggunakan
alat ukur dasar
2.
Memahami
sifat besaran yang diukur
3.
Memahami
dasar – dasar ketidakpastian dalam suatu pengukuran
4.
Menghitung besaran fisika dengan nilai ketidakpaastiannya
·
Alat dan bahan
Alat-
alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain adalah:
1.
Penggaris
2.
Voltmeter
3.
Jangka
sorong
4.
Mikrometer sekrup
5.
Termometer
6.
Balok
logam
7.
Timbangan
8.
Silnder logam
9.
Stopwach
10. Bejana plastik
11. Jam tangan
·
Teori dasar
Setiap pengukuran tidak pernah tetap
dan mempunyai taksiran nilai. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang
dimiliki suatu alat yang besarannya sejenis dengan cara membaca skala.
Tujuan pengukuran adalah menentukan nilai besaran
ukur. Hasil pengukuran merupakan nilai taksiran besaran ukur. Karena hanya merupakan
taksiran maka setiap hasil pengukuran mempunyai kesalahan.
Banyak alat pengukur yang bisa digunakan, contohnya:
mistar, timbangan, thermometer, jangka sorong, micrometer sekrup, dll.
Sedangkan Yang diukur adalah besaran-besaran fisika, yaitu besaran pokok dan
besaran turunan. Contoh: panjang, massa dan waktu
Dalam melakukan pengukuran pasti terdapat kesalahan,
baik kesalah alat maupun kesalahan si pengukur. Dengan kata lain pasti akan ada
ketidakpasitian dalam pengukuran. Kesalahan adalah penyimpangan nilai ukur dari
nilai benar. Kesalahan pengukuran ada tiga macam:
1. Kesalahan
Sistematis
a. Kesalahan
Kalibrasi (Faktor alat)
Penyesuaian kembali perangkat pengukuran agar sesuai
dengan besaran dari standar akurasi semula.
b. Kesalahan Titik Nol
(0)
Hal ini terjadi karena titik nol skala tidak berimpit
dengan titik nol jarum penunjuk.
c. Kelelahan Alat
Dikarenakan
alat sering dipakai terus menerus sehingga alat tidak akurat lagi. Contoh:
pegas yang mulai mengendur; jarum penunjuk pada voltmeter bergesekan dengan
garis skala.
d. Kesalahan
Paralaks/Paralax (Sudut Pandang)
Ketika
membaca nilai skala, pembaca berpindah tempat / tidak tepat melihatnya / obyek
yang dilihat berbeda dengan obyek pertama yang diamati.
e. Kondisi Lingkungan
Ketika melakukan pengukuran, kondisi lingkungan
berubah sehingga tidak bisa dilakukan pengukuran seperti biasa.
2. Kesalahan
Rambang (Kesalahan yang Tidak Dapat Dikendalikan)
Disebabkan karena adanya sedikit fluktuasi pada
kondisi-kondisi pengukuran . contoh fluktuasi tegangan listrik; gerak brown
molekul udara; landasan obyek bergetar.
3. Keteledoran
Pengamat
Keterbatasan
pengamat dalam membaca hasil pengukuran.
Ketepatan
pengukuran merupakan hal yang sangat penting didalam fisika untuk memperoleh
hasil/data dari suatu pegukuran yang akurat dan dapat dipercaya. Suatu
pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab
ketidakpastian tersebut antara lain adanya nilai skala terkecil (NST),
kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, adanya gesekan,
kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran dan lingkungan yang saling
mempengaruhi serta ketrampilan pengamat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran :
1. Nilai Skala Terkecil Alat Ukur
Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang
tidak dapat lagi dibagi-bagi, inilah yang disebut nilai skala terkecil (NST).
2. Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal
2. Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal
Pada
pengukuran tunggal ketidakpastian umumnya digunakan bernilai setengan dari NST.
Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya adalah :
∆X = 1/2
NST
dengan
hasil pengukurannya dituliskan sebagai :
X = X ±
∆X
Sedangkan
yang dikenal sebagai ketidakpastian relatif adalah:
KTP
relatif = ∆X /X
Apabila
menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai
X = X ±
KTP relatif x 100 %
3. Ketidakpastian pada Pengukuran Berulang Menggunakan Kesalahan 1/2 – Rentang
Pada
pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan tidak lagi seperti pada
pengukuran tunggal. Kesalahan 1/2 – Rentang merupakan salah satu cara untuk
menyatakan ketidakpastian pada pengukuran berulang. Cara untuk melakukannya
adalah sebagai berikut :
a. Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variabel x, misalnya n buah, yaitu X1, X2, ..., Xn
b. Cari nilai rata-ratanya yaitu Xrata-rata = X1 + X2 + X3 +.........../ n
c. Tentukan Xmax dan Xmin dari kumpulan data X tersebut dan ketidakpastiannya dapat dituliskan : ∆X =( Xmax - Xmin)/2
d. Tuliskan hasilnya sebagai : X = Xrata-rata ± ∆X
a. Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variabel x, misalnya n buah, yaitu X1, X2, ..., Xn
b. Cari nilai rata-ratanya yaitu Xrata-rata = X1 + X2 + X3 +.........../ n
c. Tentukan Xmax dan Xmin dari kumpulan data X tersebut dan ketidakpastiannya dapat dituliskan : ∆X =( Xmax - Xmin)/2
d. Tuliskan hasilnya sebagai : X = Xrata-rata ± ∆X
4. Angka Berarti (Significant Figures)
Angka
berarti (AB) menunjukkan jumlah digit angka yang akan dilaporkan pada hasil
akhir pengukuran. AB berkaitan dengan KTP relatif ( dalam % ). Semakin kecil
KTP relatif maka semakin tinggi mutu pengukuran atau semakin tinggi ketelitian
hasil pengukuran yang dilakukan. Hubungan antara KTP relatif dan AB adalah
sebagai berikut :
AB = 1 –
log (KTP relatif)
5. Ketidakpastian
pada Fungsi Variabel (Perambatan Ketidakpastian)
Jika suatu variabel merupakan fungsi dari variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian, maka variabel ini akan disertai pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut sebagai perambatan ketidakpastian. Perambatan ketidakpastian dapat dilihat pada Daftar berikut :
Variabel ...............Operasi............Hasil.............Ketidakpastian
...............................Penjumlahan.... p = a + b........∆p = ∆a + ∆b
a ± ∆ a....................Pengurangan ....q = a - b .........∆q = ∆a + ∆b
b ± ∆b ....................Perkalian ..........r = a x b ........∆r/r = ∆a/a + ∆b/b
...............................Pembagian....... s = a/b ..........∆s/s = ∆a/a + ∆b/b
.............................. Pangkat............ t = a^n ..........∆t/t = n∆a/a
Jika suatu variabel merupakan fungsi dari variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian, maka variabel ini akan disertai pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut sebagai perambatan ketidakpastian. Perambatan ketidakpastian dapat dilihat pada Daftar berikut :
Variabel ...............Operasi............Hasil.............Ketidakpastian
...............................Penjumlahan.... p = a + b........∆p = ∆a + ∆b
a ± ∆ a....................Pengurangan ....q = a - b .........∆q = ∆a + ∆b
b ± ∆b ....................Perkalian ..........r = a x b ........∆r/r = ∆a/a + ∆b/b
...............................Pembagian....... s = a/b ..........∆s/s = ∆a/a + ∆b/b
.............................. Pangkat............ t = a^n ..........∆t/t = n∆a/a
Nilai suatu besaran termasuk besaran
lazim dituliskan dalam bilangan desimal dengan pangkat dari bilangan dasar 10.
Banyaknya angka yang dipakai dalam penulisan disebut angka berarti (AB).
Sebagai contoh,penulisan yang lazim dipakai adalah sebagaimana ditunjukkan dalam
tabel 2. Misal,untuk suatu nilai 1,4273x10⁵,dituliskan
sebagai:
Tabel 1.
AB
|
Ketidakpastian Relatif (%)
|
Penulisan
|
5
|
0,05
|
(1,4273 ± 0,0005) x
![]() |
4
|
0,5
|
(1,427 ± 0,005) x
![]() |
3
|
5
|
(1,43 ± 0,05) x
![]() |
2
|
10
|
(1,4 ± 0,1) x
![]() |
·
Pengolahan Data
1.Penentuan Nilai Skala Terkecil
(NST) dan ketidakpastian suatu alat ukur.
Tabel 1.
Nama Alat
|
NST
|
Ketidakpastian
|
·
Penggaris
Inci
:
Dari
1- 3 inci
Dari
3-4 inci
Dari
4-12 inci
Ngka
Cm:
Dari
1-10 cm
Dari10-30
cm
|
0,3125
0.01565
0.0625
0.05cm
0,1cm
|
0,01525
0,0078125
0,01325
0,025cm
0,5cm
|
·
Jam
tangan
|
1
sekon
|
0,5 sekon
|
·
Voltmeter
|
1
volt
|
0,5volt
|
·
Timbangan
|
0,01
gram
|
0.005 gram
|
·
Jangka
sorong
|
0,02
mm
|
0,01 mm
|
·
Mikrometer
sekrup
|
0,01mm
|
0,005 mm
|
·
Termometer
suhu
|
1˚C
|
0,5˚C
|
·
Stopwacth
|
0,01
sekon
|
0,005 sekon
|
2. penentuan nilai pengukuran
Tabel
2.
Besaran
yang diukur
|
nilai
|
Periode
degup jantung
|
0,85
± 0,005 sekon
|
Massa
balok
|
67,29
± 0.05 gram
|
Massa
silinder
|
71,55
± 0.05 gram
|
Tegangan
listrik PLN
|
232,8
± 4,5 volt
|
3.
menentukan volume
Tabel 3.
dimensi
|
Balok
|
dimensi
|
Silinder
|
P
L
t
|
60,02 ± 0,02 mm3
20,22
± 0,01 mm3
19,47 ±
0,02
mm3
|
D
T
|
50,46
± 0,01 mm3
600,04±0,01 mm3
|
V
|
23028,82 ± 5,68 mm3
|
V
|
9391,46
± 61,85 mm3
|
·
Analisis Data
1. Pada tabel 1 diatas merupakan
tabel penentuan nilai skala terkecil(NST) dan ketidakpastian, NST adalah nilai skala yang ada dalam suatu
alat ukur terkecil yang bisa di gunakan untuk mengukur suatu benda atau objek .
sedangkan ketidakpstian adalah toleransi yang kita berikan saat pengukuran
dilaksanakan yang biasanya didapatkan setengah dari NST. Untuk lebih jelas bisa dilihat dari tabel
berikut :
Tabel
menentukan NST dan ketidakpastian
Nama alat
|
NST
|
Ketidakpastian (
NST/2 )
|
Voltmeter
|
1 volt
|
1/2 =
0,5 volt
|
Timbangan
|
0,01 gram
|
0,01/2 = 0,005 gram
|
termomoter
|
1˚C
|
½ = 0,5˚C
|
2. Pada tabel 2 diatas merupakan
tabel penentuan nilai ukur , dalam tabel tersebut adad 2 macam pengukuran yang
dilakukan yaitu pengukuran sekali dan pengukuran berkali – kali ,
·
untuk
pengukuran sekali dalam mementukan ketidakpastian sama dengan tabel 1 . yaitu
setengah dari NST.
∆X = 1/2 NST
dengan hasil
pengukurannya dituliskan sebagai :
X = X ± ∆X
·
sedangkan
untuk pengukuran berkali kali nilai ketidakpastian bisa dicari dengan cara
yaitu menggunakan setengah dari nilai tertinggi
pengukuran dikurangi dengan nilai terendah pengukuran.
dengan penulisan hasilnya sebagai : X = Xrata-rata ± ∆X
dengan penulisan hasilnya sebagai : X = Xrata-rata ± ∆X
nb : Xrata-rata = X1 + X2 + X3
+.........../ n
berikut
ini perhitungannya :
·
perhitungan sekali untuk periode degup jantung
yaitu alat yang digunakan adalah stopwach yang memiliki NST = 0.01 sekon
sehingga diperoleh ketidakpastian ½ dari NST yaitu 0,05
setelah dilakukan ternyata degup jantung temen
sekelompok adalah 85 sehngga hasil akhr bisa di tuliskan
T= X±∆X
= 85* 0.01 ±
0.05
= 0,85 ±
0.05 sekon
Perhitungan ini sama juga untuk massa balok dan
silinder yang sama sama pengukuran sekali.
·
pengukuran berkali –kali
untuk pengukuran tegangan listrik PLN, pengukuran
dilakukan sebanyak 5 kali dan diperoleh data : 234,233, 229, 238, 230
V rata- rata = 234+233+229+238+230/ 5
= 232,8 volt
∆X=
238-229/2
= 4,5 volt
3. menentukann volume
Balok
|
Silinder
|
|||
Panjang
|
Lebar
|
Tinggi
|
diameter
|
Tinggi
|
60,02
|
20,22
|
19,48
|
10,08
|
120,00
|
60,00
|
20,22
|
19,46
|
10,10
|
120.02
|
60,02
|
20,24
|
19,46
|
10,08
|
120,00
|
60,02
|
20,24
|
19,48
|
10,10
|
120,02
|
60,04
|
20,22
|
19,48
|
10,10
|
120,00
|
Ʃp = 300,1
|
Ʃl =101,14
|
Ʃt = 97,36
|
Ʃt =50,46
|
Ʃt =600,04
|
P rata- rata = 300,1 / 5 d rata – rata=
50,46/5
= 60,02
= 10,09
L rata – rata = 101,14/5 t rata rata =
600,04/5
= 20,22v
= 120,00
T rata- rata = 97,36/5
= 19,47
∆p=
60,04-60,00/2
∆d = 10,10-10,08/2
= 0,02
= 0,01
∆l=
20,24-20,22/2
∆ t = 120,02 – 120,00/2
= 0.01 = 0,01
∆t =
19,48-19,48/2
= 0,02
Volume balok
V = p x l x t
= 60,02 x20,22 x 19,47
= 23628,87


ΔL = 0,40


ΔV = 5,05
Volume silinder
V =
.D2.t

=
x 10,092 x
120,00

= 9391,46 mm3

= 

ΔV
= 61,85 mm3
4.
Rapat massa Balok dan Silinder
1.
Rapat
Jenis Balok
ρ = 

= 

= 2,92 x 10-4 gr/mm3
=
2,92 x 10-7 gr/cm3


Δρ = 2,69 x 10-7
gr/mm3
= 2,69 x 10-10 gr/cm3
2. Rapat masa Silinder
ρ = 

= 

= 7,61 x 10-3 gr/mm3
= 7,61 x 10-6 gr/cm3


Δρ = 3,7 x 10-5 gr/mm3
= 3,7
x 10-8 gr/cm3
Jadi rapat massa silinder adalah 7,61 x
10-6 ± 3,7 x 10-8gr/cm3
·
Kesimpulan
·
Pengukuran
adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui nilai suatu benda
·
Dalam
menentukan suatu besaran digunakan alat bantu pengukuran yang mana tiap alat
memiliki ketelitian yang berbeda – beda
·
Suatu
alat ukur memiliki nilai skala yang terkecil yang mana skala tersebut
menunjukkan kemampuan terkecil yang bisa di ukur oleh suatu alat itu, semakin
kecil nilainya maka alat itu memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, dan
sebaliknya
·
Hasil
suatu pengukuran biasanya sangat sulit untuk menentukan keakuratannya sehingga
ada nilai ketidakpastian yang digunakan .
·
Referensi :
Suparno
satira.dkk, modul praktikum fisika dasar , deltamas . 2011
www.
Scrbd.com( tanggal akses 05 desember 2011)
www.
Veethe.blogspot.com (tanggal akses 05 desember 2011)
download materi ini disini
Terima Kasih artikelnya, tapi mohon dijelaskan dari mana datangnya nilai ketidakpastian rambatan tersebut, agar bisa menyelesaikan untuk kasus berbeda ...? Trims, atas responnya..:)
ReplyDelete