KERUSAKAN MINYAK DAN LEMAK,
BAIK DALAM BAHAN PANGAN
MAUPUN
SEBAGAI MEDIUM UNTUK MEMASAK
(Ketaren, 66-151)
Penyebab kerusakan Lemak dan Minyak:
Ketengikan
(rancidity) merupakan kerusakan atau perubahan bau dan flavor (cita-rasa) dari
lemak atau bahan pangan berlemak. Adapun penyebab ketengikan ada 4 faktor:
- Absorpsi bau oleh lemak
- Aktivitas enzim alam bahan yang
mengandung lemak
- Aktivitas mikroba yang terkandung
dalam lemak
- Oksidasi oleh oksigen dari udara
- Kombinasi dua atau lebih dari empat
penyebab tersebut
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kecepatan oksidasi:
- Radiasi, oleh panas dan cahaya
- Bahan pengoksidasi (oxidizing agent),
spt: peroksida, peasid, ozon, asam nitrat, beberapa senyawa organik nitro,
dan aldehid aromatik
- Katalis metal, khususnya garam
dari beberapa macam logam berat
- Sistem oksidasi, misalnya
adanya katalis organik yang labih terhadap panas (tabel 6.3, hlm 79)
Pengaruh suhu / panas:
Kecepatan
oksidasi lemak bertambah dengan kenaikan suhu (dibiarkan di udara terbuka) dan
akan berkurang dengan penurunan suhu (ditutup atau disimpan di tempat dingin).
Kecepatan akumulasi peroksida (sebagai hasil dari oksidasi) selama proses
aerasi minyak pada suhu 100 – 115°C adalah ua kali lebih besar dibandingkan
pada suhu 10°C. Untuk mengurangi kerusakan akibat suhu/panas sehingga tahan
dalam waktu lebih lama, maka lakukan penyimpanan dalam ruang dingin.
Pengaruh cahaya:
Cahaya merupakan
akselerator terhadap timbulnya ketengikan. Kombinasi oksigen dan cahaya dapat
mempercepat proses oksidasi. Sebagai contoh, lemak yang disimpan tanpa udara (O2)
tetapi dikenai cahaya maka menjadi tengik. Hal ini disebabkan terjadinya
dekomposisi peroksida secara alamiah telah terjadi di dalam lemak, dan cahaya
bepengaruh sebagai akselerator proses oksidasi senyawa tidak jenuh dalam lemak
tersebut. Menghindarkan lemak dan minyak dari pengaruh cahaya, yaitu dengan
membungkusnya menggunakan wadah bewarna yang tidak dapat ditembus cahaya atau
yang mampu mengabsorpsi sinar UV dan sinar biru, misalnya cellophan bewarna
biru tua, hijau tua, coklat tua, merah tua. Atau mengunakan pelapis kertas timah, atau
menggunakan botol berwarna tersebut.
Bahan kimia:
Bahan kimia
sebagai akselerator proses oksidasi terhadap lemak atau minyak.
Bahan-bahan kimia
tersebut adalah:
- Peroksida
- Ozon
- Kalium permanganat (KMnO4)
- Asam perasetat dan perbenzoat
- Logam
- Enzim pengoksidasi
Perubahan kimia lemak dan minyak akibat kerusakan
oksidatif:
- Pembentukan senyawa produk oksidasi,
seperti:
- hidrogenperoksida
- senyawa karbonil
- asam kaboksilat
- sejumlah kecil persenyawaan hidroksi
- persenyawaan berkonjugasi
(conjugated free radical)
- Penurunan nilai/mutu dari lemak dan
minyak:
- Ketengikan
- Warna
- Kandungan vitamin menurun
- Menimbulan keracunan (akibat
bahan-bahan hasil oksidasi)
Pemanasan tehadap lemak dan minyak
Perubahan kimia
lemak atau minyak yang dipanaskan:
Pemanasan
mengakibatkan 3 macam perubahan kimia pada lemak ataupun minyak, yaitu:
- Terbentuknya peroksida pada asam
lemak tidak jenuh
- Peroksida berdekomposisi menjadi
persenyawaan karbonil, dan
- Polimerisasi oksiasi sebagian, menghasilkan
fraksi non-urea adduct.
Fraksi non-urea adduct ini pada dosis 2,5%
dalam makanan mampu mengakibatkan keracunan akut pada tikus setelah 7 hari, sedangkan
peroksida dan persenyawaan karbonil menyebabkan keracunan kronis dalam
aktivitas biologisnya.
Dekomposisi
minyak oleh adanya udara dapat terjadi pada suhu lebih rendah (190°C) dibanding
tanpa udara (pada suhu 240 – 260°C). Reaksi yang terjadi berbeda pada bagian
permukaan dengan bagian tengah minyak yang digoreng, juga bentuk penggorengan
berpengaruh terhadap kecepatan penguraian minyak. Minyak goreng mengandung
sejumlah besar asam-asam lemak tidak jenuh i dalam molekul trigliseridanya.
Reaksi-reaksi tdegradasi selama proses penggorengan didasarkan atas reaksi
penguraia asam lemak, dan produk yang dihasilkan dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan utama:
- Hasil dekomposisi yang tidak menguap
(NVDP, non-volatile decomposition
product), yang tetap ada dalam minyak dapat diabsorpsi oleh bahan
pangan yang digoreng.
- Hasil dekomposisi yang dapat menguap
(VDP, volatile decomposition product),
akan menguap pada saat minyak dipanaskan.
Pada reaksi
dekomposisi yang tidak menguap (NVDP, non-volatile
decomposition product), tiga macam reaksi yang dapat terjadi, yaitu:
- Autooksidasi
- Thermal polimerisasi
- Oksidasi thermal
Sedang pada
dekomposisi yang dapat menguap (VDP, volatile
decomposition product), terbentuk jenis-jenis senyawa:
- alkohol,
- ester,
- lakton aldehid keton,
- senyawa aromatik
Jenis yang paling
dominan adalah aldehida, yang dikenal mempengaruhi bau yang khas dari hasil
gorengan.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada pemanasan
minyak & lemak:
download materi ini lengkap disini
ketaren tahun berapa ya ?
ReplyDelete