LAPORAN
PRAKTIKUM
KEKENTALAN
ZAT CAIR (VSIKOSITAS)
DWI
MARTA SETYADI
011.11.006/Kelompok
C
INSTITUT
TEKNOLOGI dan SAINS BANDUNG
T.A.2011/2012
I.
TUJUAN PERCOBAAN
1.
Memahami
bahwa gaya gesekan pada benda yang bergerak didlam fluida ( gas dan zat cair )
dipengaruhi oleh kekentalan fluida tersebut.
2.
Menentukan
koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan hukum stokes.
II.
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1.
Tabung
gelas tempat zat cair yang dilengkapi dua karet gelang.
2.
3
bola kecil dari ebonit dengan ukuran yang berbeda-beda.
3.
Mistar
dan mikrometer sekrup.
4.
Termometer.
5.
Saringan
bertangkai untuk mengambil bola.
6.
Stopwatch.
7.
Zat
cair : oli dan minyak goreng.
III.
DASAR TEORI
Fluida
adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan berubah secara kontinue apabila
mengalami geseran, atau mempunyai reaksi terhadap tegangan geser sekecil apapun
dalam keadaan diam atau dalam keadaan keseimbangan, fluida tidak mampu menahan
gaya geser yang bekerja padanya,dan oleh sebab itu fluida mudah berubahbentuk
tanpa pemisahan massa.
Viskositas
atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu Sifat cairan yang menentukan
besarnya perlawanan terhadap gayageser. Viskositas terjadi terutama karena
adanya interaksi antara molekul-molekul cairan.
Semua fluida nyata (gas dan zat
cair) memiliki sifat-sifat khusus yang dapat diketahui, antara lain: rapat
massa (density), kekentalan (viscosity), kemampatan(compressibility), tegangan
permukaan (surface tension), dan kapilaritas(capillarity). Beberapa sifat
fluida pada kenyataannya merupakan kombinasi dari sifat-sifat fluida lainnya.
Sebagai contoh kekentalan kinematik melibatkan kekentalan dinamik dan rapat
massa. Sejauh yang kita ketahui, fluida adalah gugusan yang tersusun atas
molekulmolekul dengan jarak pisah yang besar untuk gas dan kecil untuk zat
cair. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak
bebas terhadap satu sama lain
Fluida
yang riil memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu yang disebut dengan
viskositas. Viskositas ada pada zat cair maupun gas dan pada intinya merupakan
gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu
lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati lainnya. Dengan adanya
viskositas, kecepatan lapisan-lapisan fluida tidak seluruhnya sama. Lapisan
fluida yang terdekat dengan dinding pipa bahkan sama sekali tidak bergerak (v =
0), sedangkan lapisan fluida pada pusat aliran memiliki kecepatan terbesar.
Pada zat cair, viskositas disebabkan akibat adanya gaya-gaya kohesi antar
molekul.
Hukum
Stokes
Viskositas
dalam aliran fluida kental sam saja dengan gesekan pada gerak benda padat.
Untuk fluida ideal, viskositas η = 0 sehingga kita selalu menganggap bahwa
benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan yang disebabkan
fluida. Akan tetapi, bila benda tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu
dalam fluida kental, maka benda tersebut akan dihambat geraknya oleh gaya
gesekan fluida benda tersebut.
F
= η A v = A η v = k η v
Koefisien k tergantung pada
bentuk geometris benda. Untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola dengan
jari-jari (r), maka dari perhitungan laboraturium ditunjukan bahwa
k
= 6 п r
maka
F
= 6 п η r v
Persamaan itulah yang hingga kini
dikenal dengan Hukum Stokes.
Dengan menggunakan hukum stokes,
maka kecepatan bola pun dapat diketahui melalui persamaan (rumus) :
v = 2 r2 g (ρ – ρ0)
9 η
IV.
PENGOLAHAN DATA
ZAT CAIR
|
BOLA
|
JARAK (d)
|
WAKTU
|
OLI
|
A
|
140 cm
|
14 Sekon
|
150 cm
|
16,16 sekon
|
||
160 cm
|
18,72 sekon
|
||
B
|
140cm
|
9 sekon
|
|
150cm
|
10,21 sekon
|
||
160cm
|
12,91 sekon
|
||
C
|
140cm
|
0,63 sekon
|
|
150cm
|
0,75 sekon
|
||
160cm
|
0,79 sekon
|
||
MINYAK GORENG
|
A
|
140cm
|
4,81 sekon
|
150cm
|
5,66 sekon
|
||
160cm
|
5,72 sekon
|
||
B
|
140cm
|
3,34 sekon
|
|
150cm
|
3,72 sekon
|
||
160cm
|
4,37 sekon
|
||
C
|
140cm
|
0,32 sekon
|
|
150cm
|
0,34 sekon
|
||
160cm
|
0,44 sekon
|
Menentukan koefisien
kekentalan zat cair
Informasi benda untuk praktikum:
No
|
Benda
|
Diameter
(m)
|
Massa
(kg)
|
Volume
(m3)
V
= π
|
Massa
jenis
ρ
=
|
1
|
Bola
A
|
5,8
x 10-3
|
0,10
x 10-3
|
3,520
x 10-5
|
2,84
|
2
|
Bola
B
|
7,7
x 10-3
|
0,20
x 10-3
|
6,204
x 10-5
|
3,2
|
3
|
Bola
C
|
1
x 10-2
|
1
x 10-3
|
10,4
x 10-5
|
9,6
|
Bola A :
Volume,
Dengan
diameter 5,8 x 10-3
V
= π.
V
= 3,14 . 8,41 x 10-6
V
= 35,20x 10-6
V
= 3,520 x 10-5 (m3)
Masa
jenis,
Dengan
massa 0,10 x 10-3
ρ =
ρ =
ρ = 0,0284 x 102
ρ = 2,84
Bola B :
Volume,
Dengan
diameter 7,7 x 10-3
V
= π.
V
= 3,14 . 14,82 x 10-6
V
= 62,04 x 10-6
V
= 6,204 x 10-5 (m3)
Masa
jenis,
Dengan
massa 0,20 x 10-3
ρ =
ρ =
ρ = 0,032 x 102
ρ = 3,2
Bola C :
Volume,
Dengan
diameter 10 x 10-3
V
= π.
V
= 3,14 . 25 x 10-6
V
= 104,6 x 10-6
V
= 10,4 x 10-5 (m3)
Masa
jenis,
Dengan
massa 0,20 x 10-3
ρ =
ρ =
ρ = 0,096 x 102
ρ = 9,6
download selengkapnya disini
mau tanya , ,kalo cairannya di pengaruhi oleh suhu ,nanti kalo di pengolahan data buat cari nilai viskositasnya berpengaruh gak ya ?
ReplyDeletemohon bantuannya
maaf sebelumnya ,,, menurut saya tergantung cairannya juga,,, seberapa besar cairan itu berubh terhapd suhu,,, tapi kalao cairan itu tidak terlalu berubah seperti pada praktkum ini sepertinya tidak terlalu berpengaruh,,,,, terimah kasih...
ReplyDelete