LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
(C-XI-03)
DOSEN PENGAMPU :
Dr.
Endang Kumolowati, M.Si., Apt.
DISUSUN OLEH :
ACHMAD BURHANUDDIN (
011.11.002 )
ASISTEN DOSEN :
Ida
Kusumawati, A.Md
Teknologi Pengolahan Sawit
Institut Teknologi dan Sains
Bandung
2012
Konsentrasi larutan
I.
Tujuan
Membuat larutan dengan
berbagai konsentrasi
II.
Dasar
Teori
Larutan
didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi tetapi memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh
volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari
satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan
pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak.
Fasa
larutan dapat berupa fasa gas, cair atau fasa padat yang bergantung pada sifat
kedua komponen pembentuk larutan.
Apabila fasa larutan dan fasa zat-zat pembentukannya sama, zat yang
berada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya
sebagai zat terlarutnya.
Tabel Jenis-jenis
Larutan
Jenis
larutan
|
Zat
penyusun
|
1. 1. Larutan gas
|
campuran
antar gas antar uap (dalam semua perbandingan).
Contoh:
”udara” dengan N2
sebagai pelarut
|
22 2.
Larutan cair
|
Zat
padat, zat cair, atau gas melarut kedalam pelarut pelarut cair.
Contoh: iod dalam alkohhol; asam asetat
dalam air, O2 dalam air dan seterusnya
|
3. 3. Larutan padat
a.
a. Gas terlarut dalam zat padat
b. b. .Zat
cair terlarut dalam zat padat
c. c. Zat
padat terlarut dalam zat padat (disebut aliasi)
|
Gas
H2 dalam logam paladium; gas N2 dalam logam
titanium.
Raksa
dalam logam emas (amalgam),
Seng
dalam tembaga (disebut kuningan); karbon dalam besi (disebut baja); timah
dalam tembaga (disebut perunggu); dan sebagainya.
|
Selain itu, masih ada beberapa
macam penggolongan lain teradap larutan, yaitu :
·
Berdasarkan banyak jenis zat yang
menyusun larutan
1. larutan
biner (tersusun dari dua jenis zat);
2. larutan
terner (3 jenis zat penyusun);
·
Menurut sifat hantaran listriknya
1. larutan
elektrolit (larutan yang dapat menghantarkan arus listrik), dan
2. larutan non elektrolit (larutan yang tidak
dapat mengantarkan arus listrik).
·
Sedangkan ditinjau dari kemampuan suatu
zat melarut ke dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu
1.
Larutan tak jenuh (unsaturated-solution);
larutan yang masih dapat melarutkan sejumlah zat terlarutnya.
2.
Larutan jenuh (saturated-solution); larutan
yang mengandung zat terlarut dalam jumlah maksimal pada suhu tertentu.
3.
Larutan lewat jenuh (supersaturated-solution);
larutan yang mengandung zat terlarut melebii jumlah maksimalnya.
Untuk
menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut,
dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume
tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi,
yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan
persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Pada
umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau
satuan volume atau dalam satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan ekivalen.
Tabel 3. Satuan konsentrasi
Lambang
|
Nama
|
Definisi
|
Satuan
fisika:
% W/W
|
persen berat
|
gram zat terlarut per
gram
larutan X 100 %
|
%
V/V
|
persen volume
|
mL zat terlarut per
mL
larutan X 100%
|
%
W/V
|
Persen
|
gram zat terlarut per
mL
larutan X 100%
|
%
mg
|
persen miligram
|
mg zat terlarut per
100 mL larutan
X 100%
|
Ppm
|
parts per million
|
1 mg zat terlarut per
1L
larutan X 100%
|
Ppb
|
parts per billion
|
1 µ g zat terlarut per
1L
larutan X 100%
|
Sifat kimia:
X
|
fraksi mol
|
mol zat terlarut per
mol zat terlarut+mol pelarut
|
F
|
Formal
|
massa rumus zat terlarut
liter larutan
|
M
|
Molar
|
mol zat terlarut per
kg larutan
|
M
|
Molal
|
mol zat terlarut per
kg pelarut
|
N
|
Normal
|
Ekivalen
zat terlarut per
Liter
larutan
|
m
Eq
|
Miliekivalen
|
Seperseribu
mol muatan
|
Osm
|
Osmolar
|
Osmols
per
liter larutan
|
Cara menyatakan
konsentrasi dalam satuan fisik yaitu, persen berat, % W/W, persen volume % V/V,
persen berat-volume %W/V, gram zat terlarut dalam satu liter larutan, milligram
zat terlarut dalam satu milliliter larutan, parts per mllion, ppm (bagian per
sejuta), parts per billion, ppb (bagian per milliard). Cara menyatakan
konsentrasi dalam satuan kimia yaitu, kemolaran (M), kenormalan (N),
keformalan (F), kemolalan (m) dan fraksi mol.
Untuk
membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:
1. Apabila
dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volum atau
massa larutan yang akan dibuat.
2. M1 .
V1 = M2 . V2
Apabila
larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan
satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan
sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhipersamaan :
M1
: Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
V1
: Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
M2
: Konsentrasi larutan setelah diencerkan
V2
: Volume larutan atau massa setelah diencerkan
3. Pembuatan
Larutan dengan Cara Mengencerkan Proses pengenceran adalah mencampur larutan
pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh
volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat
diencerkan, kadang - kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat
terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan
dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh
sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan
sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadakmendidih dan menyebabkan
asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini
merusak kulit (Brady, 1999).
III.
Alat
Dan Bahan
No
|
Alat
dan Bahan
|
Jumlah
|
Merk
|
1
|
Gelas
kimia; 100 ml
|
1buah
|
Pirex
|
2
|
Gelas
kimia; 250 ml
|
1 buah
|
Pirex
|
3
|
Gelas
ukur; 25 ml
|
1 buah
|
Pudak Scientific
|
4
|
Labu
volumetrik ; 50 ml
|
1buah
|
Iwaki
|
5
|
Pipet
ukur dengan pemompa
|
1 buah
|
Witeg
|
6
|
Neraca
timbangan 311 gram
|
1 buah
|
Pudak Scientific
|
7
|
Batang
pengaduk
|
1 buah
|
-
|
8
|
Corong
|
1 buah
|
-
|
9
|
Spatula
|
1 buah
|
-
|
10
|
Sendok
|
1 buah
|
-
|
11
|
Akuades
|
Secukupnya
|
-
|
12
|
NaOH
|
1 gram
|
-
|
13
|
HCl
36%
|
2,1 m
|
-
|
IV.
Prosedur
/ Cara Kerja
A.
Membuat larutan NaOH 0.5M
|
b.
B.
Membuat larutan HCl
0.5 M
|
V.
Data
Pengamatan
Tabel Hasil Pembuatan
NaOH
No
|
Larutan
|
Mr
|
Larutan yang
akan dibuat
|
Massa yang
harus ditimbang
|
|
Konsentrasi
|
Volume
|
||||
1
|
NaOH
|
40
|
0,5M
|
250
ml
|
5
gram
|
Tabel Hasil Pembuatan
HCl
No
|
Larutan
|
Kadar
|
ρ (g / ml )
|
Larutan yang
akan dibuat
|
Volume
Larutan pekat yang dibutuhkan
|
|
Konsentrasi
|
Volume
|
|||||
1
|
HCl
|
36%
|
1,19
|
0,5
M
|
250
ml
|
10,64
ml
|
VI.
Analisis
Data
Dari tabel hasil
percobaan yang telah dilakukan dapat dilakukan analisis sebagai berikut :
1.
Pembuatan
larutan 250 ml NaOH 0,5 M
Massa NaOH
sebanyak 5 gram diperoleh dari perhitungan
Dik : NaOH 0,5 M 250 ml = 0,25 liter
( Ar Na = 23, O = 16, H = 1 )
Ditanya : Massa
NaOH yang harus ditimbang
Jawab :
Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40 gram/mol
M = Mol / liter
Mol zat = 0,5
mol/ liter x 0,25 liter
Mol zat = 0,125
mol
Mol = gram / Mr
Berat NaOH =
0,125 mol x 40 gram/mol
Berat NaOH
= 5 gram
Jadi untuk
pembuatan larutan 250 ml NaOH 0,5 M , diperlukan sebanyak 5 gram NaOH padat
yang dilarutkan dengan akuades dalam labu volumetric hingga volume tepat 250
ml.
2.
Pembuatan
larutan 250 ml HCL 36% 0,5 M
Volume larutan
HCl pekat sebanyak 10,64 ml diperoleh dari perhitungan
HCl
36% % massa = 0,36 %
Mr HCl = 36,5 gram/ mol
ρ = 1,19
Molar HCl pekat
= 1000 x ρ x % massa
Mr HCL
= 1000 x 1,19 x 0,36 = 11,74 M
36,5
Diketahui : M1 =
11,74 M ditanya
: V1 = HCl pekat ?
M2 = 0,5 M
V2 = 250 ml
Jawab :
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 11,74 = 250 x 0,5
V1 = 10,64 ml
Jadi untuk membuat
larutan 250 ml HCl 0,5 M , diperlukan sebanyak 10,64 ml larutan HCl pekat yang
dicampur dengan akuades dalam labu volumetrik hingga volum tepat 250 ml.
VII.
Pembahasan
Larutan merupakan
campuran homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen
utama pembentukan larutan, yaitu zat terlarut (solution), dan pelarut
(solvent). Dalam percobaan ini, yang bertindak sebagai pelarut adalah akuades
sedangkan zat terlarut adalah NaOH dan HCl.
Dalam pecobaan ini jumlah NaOH dan HCl yang
digunakan tidak sesuai dengan perhitungan yang ada diatas dikarenakan alat yang
digunakan tidak memenuhi ( labu volumetric yang seharunya 250 ml, tetapi yang
tersedia hanya 50 ml dan 100 ml ) sehingga dilakukan manipulasi tetapi tidak
mengakibatkan keakuratan percobaan terabaikan yaitu dengan cara membagi hasil
perhitungan yang diperoleh untuk dua kelompok. Untuk kelompok kami yang
menggunakan labu volumetric 50 ml , setelah dilakukan perhitungan ternyata NaOH
dan HCl yang diperlukan masing – masing adalah 1 gram dan 2,1 ml.
NaOH = 5 gram 1 gram
labu
volumetric 50 ml
2 gram labu volumetric 100 ml
HCl = 10,64 ml 2,1 ml labu volumetric 50 ml
4,2 ml labu volumetric 100 ml
·
Pembuatan
larutan NaOH 0.5M
pada
percobaan pembuatan larutan NaOH 0,5 M
pertama yang dilakukan adalah menuangkan akuades kedalam gelas kimia serta
menimbang NaOH padat sebanyak 1 gram, lal mencampurkannya dan di homogenkan
dalam labu volumetrik sebanyak 50 ml.
·
Pembuatan
larutan HCl 0,5 M
Pada
percobaan ini hal yang pertama dilakukan adalah menuangkan akuades dalam gelas
kimia dan memipet sebanyak 2,1 ml larutan HCl pekat dan mencampurkannya, lalu
di masukkan dalam labu volumetric dengan penambahan akuades hingga volume
menjadi 50 ml. Perlu menjadi perhatian bahwa jangan sampai menuagkan terlebih
dahulu HCl karena akan berbahaya , yaitu akan menimbulkan percikan yang bisa
melukai kulit karena akan terjadi reaksi kimia yang menimbulkan kalor.
Dalam
percobaan ini untuk mementukan konsentrasi larutan yang ada dengan menggunakan
molaritas larutan, yaitu jumlah mol zat terlarut yang dilarutkan dalam setiap liter larutan. Molaritas
larutan memiliki hubungan dengan kadar
larutan yang bisa terlihat dari rumus
Molaritas larutan =
Kadar
larutan atau persen massa merupakan banyaknya kadar zat terlarut yang ada dalam
100 g larutan, sehingga semakin besar molaritasnya maka semakin besar juga
kadar zat terlarutnya.
VIII.
Simpulan
Dari hasil percobaan
yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi untuk
mengetahui konsentrasinya bisa dengan banyak cara salah satunya adalah dengan
Molaritas yang menunjukkan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
untuk yang berfasa cair dengan pengenceran
IX.
Daftar
Pustaka
- http://wahyunijaris.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-larutan.html
- http://www.scribd.com/doc/21782832/LAPORAN-PRAKTIKUM
- http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2129830-pembuatan-larutan-baku-dan-standardisasi/#ixzz1u3Nj05sC
- http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/cara-membuat-larutan-dengan-kemolaran-tertentu/
X.
Lembar
Pengesahan
- Judul
Kegiatan : Praktikum Kimia
Dasar
- Kode
Percobaan : C- Xi – 03
- Topik
Percobaan : Konsentrasi Larutan
- Tujuan Percobaan : Membuat Larutan Dengan Berbagai
Konsentrasi
- Praktikan :
a. Nama : Achmad Burhanuddin
b. NIM : 011.11.002
c. Jurusan :
Teknologi Pengolahan Sawit
6.
Tanggal Pelaksanaan : 30 April 2012
7.
Waktu Pelaksanaan : 08.00 -
Selesai WIB
8.
Tempat Pelaksanaan : Laboratorium
Kimia ITSB
Cikarang,
April 2012
Menyetujui,
Asisten
dosen Praktikan
(Ida
Kusumawati, A.Md.) (Achmad
Burhanuddin)
NIP. NIM. 011.11.002
Mengetahui,
DosenPengampu
Dr.
EndangKumolowati, M.Si.Apt.
NIP.
XI.
Lampiran
Tindak Lanjut
1.
Bagaimana cara menentukan
konsentrasi larutan yang berasal dari zat padat yang bersifat higroskopis
(penarik air)?
·
Dengan cara perhitungan dengan
menggunakan rumus Molaritas
|
Sehingga akan diketahui massa zat
yang diperlukan, setelah itu dilakukan penimbangan sesuai dari hasil
perhitungan, lalu dilarutkan dengan akuades sesuia dengan yang dibutuhkan lalu
dilakukan titrasi.
2.
Tuliskan langkah-langkah pembuatan
larutan berikut ini dengan konsentrasi 1 M sebanyak 100 ml :
a.
CuSO3
·
Diketahui : mr CuSO4 =
160
mol CuSO4 = 0,1 M x 0,1 L = 0,01 mol
massa CuSO4 = 0,01 x Mr CuSO4
= 0,01 x 160 = 1.6 gram
kemudian
lakukan tahapan berikut :
1.
Timbang massa CuSO4
sebanyak 1,6 gram
2.
Masukkan dalam labu ukur 100 ml yang
sebelumnya sudah diberi sedikit akuades
3.
Masukkan sedikit akuades, kocok
hingga CuSO4 larut, tambahkan akuades hingga tepat 100 ml
memnggunakan pipet tetes. Kocok sampai homogen
4.
Masukkan larutan CuSO4 1
M kedalam botol reagen.
b.
KMnO4
·
Diketahui : mr KMnO4 = 158
mol KMnO4 = 0,1 M x 0,1 L = 0,01 mol
massa KMnO4 = 0,01 x KMnO4
= 0,01 x 158 = 1,58 gram
Timbang lebih kurang 1,58 g
KMnO4 di botol timbang atau gelas arloji, larutkan dalam 1 liter
air, didihkan selama 15 – 20 menit saring dengan gelas wool/ gooch crucible
Standarisasi
Pipet 25,0 ml larutan 0,1 N
as oksalat + H2SO4 4 N 15 ml encerkan dengan akuadest hingga 100 ml dan
panaskan pada 80 – 90 , titrasi dengan KMnO4
samapi warna rose tetap
c.
HNO3
·
Diketahui
HNO3 35 % dengan molaritas 14.545
M
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 14.545
M =
0,1 L x 1 M
V1 = 0,00687
L = 6,87 ml
Pembuatan
larutan HNO3
1 M dilakukan dengan melarutkan 6,87 mL larutan asam nitrat pekat
35% dengan aquades hingga volume 100 ml didalam labu volumetric lalu dikocok
hingga homogen.
d.
H2SO4
·
Diketahui H2SO4 pekat
dengan molaritas 18 M
V1 x M1 =
V2 x M2
V1 x 18 M = 0,1 L x
1 M
V1 = 0,0056
=
5,56 ml
-
Pipet 5,6 ml H2SO4 pekat dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100
ml yang telah diisi dengan akuades sebanyak 50 ml.
-
Biarkan hingga labu ukur terasa
dingin, kemudian tambahkan akuades hingga tinggi permukaan larutan 0,5 cm
hingga 1 cm
-
Keringkan
aquades yang menempel pada leher labu ukur dengan menggunakan
tisu
-
Dengan menggunakan pipet tetes
tambahkan aquades hingga tanda batas
-
Tutup labu takar dan
dibolak-balikkan labu takar sambil
dipegang tutupnya selama beberapa kali.
3.
Hitunglah jumlah HNO3 dan
H2SO4 pekat yang dibutuhkan untuk membuat larutannya
dengan konsentrasi maing-masing 1 M sebanyak 100 ml!
a.
H2SO4
Diketahui H2SO4
pekat dengan molaritas 18 M
V1 x M1 =
V2 x M2
V1 x 18 M = 0,1 L x
1 M
V1 = 0,0056
=
5,56 ml
b.
HNO3
HNO3 35 % dengan molaritas 14.545
M
V1 x M1 =
V2 x M2
V1 x 14.545
M = 0,1
L x 1 M
V1 = 0,00687
L = 6,87 ml
Jadi H2SO4 dan HNO3yang dibutuhkan
untuk membuat larutan dengan konsentrasi 1M sebanyak 100 ml masing – masing
adalah 5,56 ml dan 6,87 ml
download lengkap materinya disini
No comments:
Post a Comment