HAM dan Islam serta Islam dan Teknologi
v
HAM dalam Islam
·
Ham Menurut Konsep Islam
Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi
menurut pengertian yang umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban
bagi negara maupun individu yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah saw pernah
bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas
kamu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka negara
bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi ini, melainkan mempunyai
kewajiban memberikan dan menjamin hak-hak ini. Negara juga menjamin tidak ada
pelanggaran terhadap hak-hak ini dari pihak individu. Sebab pemerintah mempunyai
tuga sosial yang apabila tidak dilaksanakan berarti tidak berhak untuk tetap
memerintah. Allah berfirman:
"Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukannya di muka
bumi, niscaya mereka menegakkan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat
ma’ruf dan mencegah perbuatan munkar. Dan kepada Allah-lah kembali semua
urusan." (QS. 22: 4)
· Nash Qur’an dan Sunnah tentang HAM
meskipun dalam Islam, hak-hak asasi manusia tidak
secara khusus memiliki piagam, akan tetapi Al-Qur’an dan As-Sunnah memusatkan
perhatian pada hak-hak yang diabaikan pada bangsa lain. Nash-nash ini sangat
banyak, antara lain:
1)
Dalam al-Qur’an terdapat sekitar empat puluh ayat
yang berbicara mengenai paksaan dan kebencian. Lebih dari sepuluh ayat bicara
larangan memaksa, untuk menjamin kebebasan berfikir, berkeyakinan dan
mengutarakan aspirasi. Misalnya: "Kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu,
barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin
kafir, biarlah ia kafir." (QS. 18: 29)
2)
Al-Qur’an telah mengetengahkan sikap menentang
kedzaliman dan orang-orang yang berbuat dzalim dalam sekitar tiga ratus dua
puluh ayat, dan memerintahkan berbuat adil dalam lima puluh empat ayat yang
diungkapkan dengan kata-kata: ‘adl, qisth dan qishas.
3)
Al-Qur’an mengajukan sekitar delapan puluh ayat
tentang hidup, pemeliharaan hidup dan penyediaan sarana hidup. Misalnya: "Barangsiapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau
bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan ia telah membunuh
manusia seluruhnya." (QS. 5: 32). Juga Qur’an bicara kehormatan dalam
sekitar dua puluh ayat.
4)
Al-Qur’an menjelaskan sekitar seratus lima puluh
ayat tentang ciptaan dan makhluk-makhluk, serta tentang persamaan dalam
penciptaan. Misalnya: "... Orang yang paling mulia diantara kamu adalah
yang paling bertawa diantara kamu." (QS. 49: 13)
Pada haji wada’ Rasulullah menegaskan secara
gamblang tentang hak-hak asasi manusia, pada lingkup muslim dan non-muslim,
pemimpin dan rakyat, laki-laki dan wanita. Pada khutbah itu nabi saw juga
menolak teori Yahudi mengenai nilai dasar keturunan.
Manusia di mata Islam semua sama, walau berbeda
keturunan, kekayaan, jabatan atau jenis kelamin. Ketaqwaan-lah yang membedakan
mereka. Rakyat dan penguasa juga memiliki persamaan dalam Islam. Yang demikian
ini hingga sekarang belum dicapai oleh sistem demokrasi modern. Nabi saw
sebagai kepala negara juga adalah manusia biasa, berlaku terhadapnya apa yang
berlaku bagi rakyat. Maka Allah memerintahkan beliau untuk menyatakan: "Katakanlah
bahwa aku hanyalah manusia biasa, hanya saja aku diberi wahyu, bahwa Tuhanmu
adalah Tuhan yang Esa." (QS. 18: 110).
· Rumusan HAM dalam Islam
apa yang disebut dengan hak asasi manusia dalam
aturan buatan manusia adalah keharusan (dharurat) yang mana masyarakat tidak
dapat hidup tanpa dengannya. Para ulama muslim mendefinisikan masalah-masalah
dalam kitab Fiqh yang disebut sebagai Ad-Dharurat Al-Khams, dimana ditetapkan
bahwa tujuan akhir syari’ah Islam adalah menjaga akal, agama, jiwa, kehormatan
dan harta benda manusia.
1. Hak-hak Alamiah
Hak-hak alamiah manusia telah diberikan kepada
seluruh ummat manusia sebagai makhluk yang diciptakan dari unsur yang sama dan
dari sumber yang sama pula (lihat QS. 4: 1, QS. 3: 195).
a. Hak Hidup
b. Hak Kebebasan Beragama dan Kebebasan Pribadi
c. Hak Bekerja
2. Hak Hidup
Islam melindungi segala hak yang diperoleh manusia
yang disyari’atkan oleh Allah. Diantara hak-hak ini adalah :
a. Hak Pemilikan
b. Hak Berkeluarga
c. Hak Keamanan
d. Hak Keadilan
e. Hak Saling Membela dan
Mendukung
f. Hak Keadilan dan Persamaan
v Teknologi
Dan Islam
Teknologi dalam perkembangannya yang mutakhir merupakan
penerapan sains untuk kepentingan manusia. Pada umumnya penerapan itu adalah
untuk menyejahterakan manusia seluruhnya, namun tak dapat dibantah bahwa
pengembangan teknologi juga diarahkan pada pembuatan senjata pemusnah masal
seperti misalnya senjata nuklir, kimia dan biologis. Di samping tujuan negatif
dari pengembangan teknologi, teknologi yang dikembangkan untuk tujuan positif
sekali pun bisa mempunyai dampak-dampak negatif pada lingkungan hidup,
kehidupan sosial dan perilaku personal.
v Hakekat Teknologi menurut Al-Qur’an
Mengenai hakekat teknologi
dapat dibaca pada anak kalimat pertama ayat di atas di mana disebutkan bahwa
لَكُمْ سَخَّرَ اللَّهَ أَنَّ تَرَوْا أَلَمْ
الأرْضِ فِي وَمَا السَّمَاوَاتِ فِي مَا
اطِنَةًبَوَ ظَاهِرَةً نِعَمَهُ عَلَيْكُمْ وَأَسْبَغَ
….
Tiadakah kamu perhatikan, bahwa
Allah menundukkan untukmu apa-apa yang
di langit dan apa-apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-nikmat-Nya
yang dzahir dan yang batin
…..
(QS Surat Luqman, 31:20)
Jadi sakh-khara pada kalimat
ini menunjukan bahwa alam ditundukkan Allah pada manusia, bukan manusia yang
menundukkannya melalui teknologi seperti dalam kepercayaan Barat sekuler
mengenai teknologi. Teknologi, pada hakekatnya, adalah bagian dari peyempurnaan
nikmat-nikmat Allah pada manusia baik yaitu yang eksternal. Sedangkan nikmat
yang internal berupa kepuasan batiniah karena manusia telah menyempurnakan tugasnya
sebagai khalifah yang memakmurkan bumi dan beribadah kepada Allah sebagai
abdiNya.. ’Abid dan khalif adalah dua peran mendasar manusia sebagai makhluk
pilihanNya.
v Tujuan Teknologi dalam Al-Qur’an
Dalam pandangan Islam, ilmu
yang diterapkan atau teknologi adalah untuk mensyukuri nikmatNya yang berupa
ilmu yang diajarkan pada orang yang mau membaca tanda-tandaNya. Tasykir adalah
konsekuensi dari ta’lim. Sedangkan tujuan akhir dari tasykir, yang juga
merupakan fondasi dari ta’lim itu, adalah tawhid atau mengesakan Allah.
Teknologi adalah bagian dari
amal manusia. Secara ringkas hal ini dapat dilukiskan sebagai berikut Hal ini
sesuai dengan konsep amal sebagai syukur akan nikmat ilmu seperti yang
difirmankanNya sebagai berikut :Dan ingatkah juga tatkala Tuhanmu memaklumkan :
“ Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu,
dan jika kamu mengingkari nikmatku ,
maka sesungguhnya azabku sangat pedih “ . (QS, Surat Ibrahim,14: 7)
·
Motivasi Islam
dalam Mengembangkan Ilmu Pengetahuan
"Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya" (Al-'Alaq : 1-5)
Ayat tersebut
diatas mendorong Umat Islam untuk pandai membaca, berfikir dan berkreasi.
semakin banyak membaca, semakin banyak manfaat yang diperoleh. Ilmu akan
bertambah, bahasa makin baik, dan wawasan makin luas. Bacalah alam ini. Bacalah
Al Qur'an ini. Bacalah buku-buku ilmu pengetahuan. Jadi, membaca merupakan
kunci pembuka untuk mempelajari ilmu pengetahuan
Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan sebagaimana yang
dicerminkan dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
tersebut diatas. Begitu besar perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan,
sehingga setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk menuntut ilmu.
Dengan memiliki ilmu, seseorang menjadi lebih tinggi
derajatnya dibanding dengan yang tidak berilmu. Atau dgn kata lain, kedudukan
mulia tidak akan dicapai kecuali dengan ilmu.
Firman Allah SWT : "Niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat" (Al Mujadilah : 11)
Dan firman Allah
SWT :
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui" (Az-Zumar : 9). Sementara itu, penghormatan terhadap
penuntut ilmu dijelaskan pula dalam beberapa Hadits Nabi SAW. diantaranya :
"Tidaklah suatu kaum berkumpul disalah satu rumah Allah, sambil membaca al
Qur'an dan mempelajarinya kecuali mereka dinaungi oleh para malaikat, mereka
diberikan ketenangan, disirami rahmat dan selalu diingat Allah".
·
Intisari
Ajaran Al-Qur’an Tentang Sains Dan Teknologi.
· Allah
menciptakan alam semesta dengan haqq (benar) kemudian mengaturnya dengan
hukum-hukum yang pasti (Al-A`raf 54, An-Nahl 3, Shad 27).
· Manusia
diperintahkan Allah untuk meneliti dan memahami hukum-hukum Allah di alam
semesta (Ali Imran 190-191, Yunus 101, Al-Jatsiyah 13)
· Dalam
memanfaatkan hukum-hukum Allah di alam semesta yang melahirkan ilmu pengetahuan
dan teknologi, manusia harus berwawasan lingkungan dan dilarang untuk merusak
atau membuat pencemaran (Al-Qasas 77, Ar-Rum 41).
v Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, kita harus memiliki
sikap-sikap intelektual yang diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an.
·
Pertama, kritis terhadap permasalahan yang dihadapi,
sebagaimana tercantum dalam Surat Al-Isra’ ayat 36: “Dan janganlah engkau ikuti
sesuatu yang tiada padamu pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan isi hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya”.
·
bersedia menerima kebenaran dari mana pun datangnya,
sebagaimana tercantum dalam Surat Az-Zumar ayat 18: “Maka gembirakanlah
hamba-hamba-Ku yang menginventarisasi pendapat-pendapat, lalu mengikuti yang
terbaik. Mereka itulah yang memperoleh petunjuk Allah dan mereka itulah kaum
intelektual”.
·
menggunakan daya nazhar (nalar) semaksimal mungkin,
sebagaimana tercantum dalam Surat Yunus ayat 101: “Katakan: nalarilah apa yang
ada di langit dan di bumi. Dan tidaklah berguna segala ayat dan peringatan itu
bagi kaum yang tidak percaya”
·
Menurut Surat Ali Imran 191-194, seorang ilmuwan atau
intelektual Muslim harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1.
Senantiasa dalam kondisi zikir, memelihara komitmen kepada ajaran Allah.
2.
Mengembangkan daya fikir dalam menalari ciptaan Allah.
3.
Memanfaatkan potensi dan kesempatan yang disediakan Allah.
4.
Menjauhi perilaku menyimpang dari ajaran Allah.
5.
Siap membela kebenaran dan keadilan serta memberantas kezaliman.
6.
Teguh beriman kepada Allah dan Rasul dalam sikap dan perilaku.
7.
Menyadari kekhilafan dan berusaha meningkatkan kemampuan diri.
8.
Ikhlas berkorban mempersembahkan bakti hanya kepada Allah.
9.
Berwawasan masa depan untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
v Tiga alasan pokok, mengapa kita perlu menguasai iptek,
yaitu :
1)
Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah diboyong
oleh negara-negara barat. Ini fakta, tidak bisa dipungkiri.
2)
Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya
pengembangan IPTEK di negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.
3)
Adanya upaya-upaya
untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat
Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai
sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.
No comments:
Post a Comment