v
Pengertian Tasawuf
Pengertian
tasawuf berbeda-beda. Hal ini tergantung pada asal katanya. Berdasarkan hal ini
maka pengertian tasawuf, didasarkan pada pengertian kata berikut:
· Shaff yang berarti barisan dalam shalat berjama’ah.
Alasannya adalah bahwa seorang sufi mempunyai iman yang kuat, jiwa yang bersih
dan selalu memilih shaf terdepan dalam shalat berjama’ah. Demikian juga seorang
sufi akan berada pada baris terdepan di hadapan Allah swt.
· Saufanah yang berarti sejenis buah-buahan kecil berbulu
yang banyak tumbuh di gurun pasir Arab Saudi. Alasannya adalah bahwa
orang-orang sufi banyak memakai pakaian berbulu dan mereka hidup dalam
kesengsaraan pisik tetapi memiliki ketentraman batin.
· Suffah yang berarti pelana yang dipergunakan sahabat
Rasulullah saw, sebagai bantal tidur di atas bangku batu di samping mesjid.
Disamping itu ada juga yang mengartikan kamar tidur di samping mesjid Nabawi
untuk golongan muhajirin yang hidup miskin.
· Safwah yang berarti sesuatu yang terpilih atau terbaik.
Alasannya adalah bahwasanya orang sufi memandang diri mereka sebagai orang
pilihan dan orang yang terbaik.
· Safa atau safw yang berarti bersih atau suci. Maksudnya
adalah bahwa seorang sufi lebih banyak mengarahkan diri pada penyucian batin.
· Theosofi yang berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari kata theo yang berarti Tuhan dan sophos yang berti hikmat. Sehingga
theosofi maksudnya adalah hikmat Tuhan.
· Shuf yang berarti wol atau kain bulu kasar. Alasannya
adalah bahwasanya orang sufi senang memakai pakaian yang terbuat dari bulu
binatang sebagai lambang kemiskinan.
Berdasarkan
pengertian tasawuf tersebut, maka defenisi yang mengatakan bahwa kata tasawuf
berasal dari kata shuf yang berarti wol atau kain bulu kasar yang lebih dapat
diterima. Pernyataan ini akan semakin jelas jika dihubungkan dengan latar
belakang munculnya para sufi dalam dunia Islam yang antara lain disebabkan
karena kehidupan para penguasa dan aparatnya yang tenggelam dalam kemewahan
dunia. Dalam suasana demikian orang sufi atau zahid berusaha untuk tidak
terlibat dalam kehidupan demikian.
Dari
segi bahasa tasawuf berarti sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri,
beribadah, hidup sederhana, rela berkorbann untuk kebaikan dan selalu bersikap
bijaksana. Sikap yang demikian itu pada hakikatnya adalah akhlak yang mulia
Adapun
pengertian tasawuf dari segi istilah atau pendapat para ahli amat bergantung
pada sudut pandang yang digunakan masing-masing, jika ditarik kesimpulan maka
pengertian tasawuf adalah melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat
membebaskan diri dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang
mulia dan dekat dengan Alloh SWT. Dengan kata lain tasawuf adalah bidang
kegiatan yang berhubungan dengan mental rohaniah agar selalu dekat dengan
Tuhan. Inilah hakikat tasawuf.
v Sumber Tasawuf
·
Unsur Islam
Secara
umum ajaran islam mengatur kehidupan yang bersifat lahiriah dan jasadiah, dan
kehidupan yang bersifat batiniah. Pada unsur batiniah itulah kemudian lahirlah
tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini mendapar perhatian yang cukup besar dari
sumber ajaran islam, Al-Qur’an dan Al-Hadits serta prkatek kehidupan nabi dan
para sahabatnya.
·
Unsur Luar Islam
unsur
luar Islam yang mempengaruhi tasawuf Islam itu merupakan masalah akademik bukan
masalah aqidah Islamiah. Karenanya boleh diterima dengan sikap yang sangat
kritis dan objekyif.
Unsur-unsur luar
Islam yang mempengaruhi tasawuf Islam itu selanjutnya akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Unsur Masehi
Unsur-unsur
tasawuf yang diduga mempengaruhi tasawuf Islam adalah sikap fakir. Menurut
keyakinan Nasrani bahwa Isa bin Maryam adalah seorang yang fakir, dan Injil
juga disampaikan kepada orang yang fakir. Isa berkata :” Beruntunglah kamu
orang-orang miskin, karena bagi kamu lah kerajaan Alloh. Beruntung lah kamu
orang-orang yang lapar karena kamu akan kenyang.” Selanjutnya sikap tawakal
kepada Allah dalam soal penghidupan terlihat pada, peranan syaikh yang
menyerupai pendeta, bedanya pendeta dapat menghapus dosa, selibasi, yaitu
menahan diri tidak kawin karena kawin di anggap dapat mengalihkan perhatian
dari Kholiq, dan penyaksian, dimana sufi dapat menyaksikan hakikat Allah dan
mengadakan hubungan dangam Allah.
b. Unsur Yunani
Kebudayaan
Yunani yaitu filsafatnya telah masuk pada dunia dimana perkembangannya dimulai
pada akhir Daulah Umayah dan puncaknya pada Daulah Abbasiyah, metode berpikir
filsafat Yunani ini juga telah ikut mempengaruhi pola berpkir sebagian orang
Islam yang ingin berhubungan dengan Tuhan. Kalau pada bagian uraian dimulai
perkembangan Tasawuf ini baru dalam taraf amaliah (akhlak) dalam pengaruh
filsafat Yunani ini maka uraian-uraian tentang tasawuf itu pun telah berubah
menjadi tasawuf filsafat.
Ungkapan Neo Platonis : “kenal
lah dirimu dengan dirimu” diambil oleh para sufi dan diantara sufi berkata
: “siapa yang mengenal dirinya maka dia mengenal Tuhannya”.
c. Unsur Hindu/Budha
Antara
tasawuf dan sistem kepercayaan agama Hindu dapat dilihat adanya hubungan
seperti sikap fakir, darwisy. Al-Birawi mencatat bahwa ada persamaan antara
cara ibadah dan mujahadah antara tasawuf dan Hindu. Kenudian pula paham
reinkarnasi (perpindahan roh dari satu badan ke badan yang lain), cara
kelepasan dari dunia versi Hindu/Budha dengan persatuan diri dengan mengingat
Allah. Salah satu maqomat Sufiah al-fana tampaknya ada persamaan
dengan ajaran tentang Nirwana dalam agama Hindu
d. Unsur Persia
Sebenarnya antara Arab dan Persia itu sudah
ada hubungan sejak lama yaitu hubungan dalam bidang politik, pemikiran,
kemasyrakatan dan sastra. Akan tetpai belum ditemukan dalil yang kuat yang
menyatakan bahwa kehidupan rohani Persia telah masuk ke tanah Arab. Yang jelas
adalah bahwa kehidupan kerohanian Arab masuk ke Persia itu terjadi melalui
ahli-ahlitasawuf di dunia ini. Namun barang kali ada persamaan antara istilah
zuhd di Arab dengan istilah zuhd menurut agama Manu dan Mazdaq dan hakikat
Muhammad menyerupai paham Harmuz (Tuhan Kebaikan) dalam agama Zarathustra.
v Tingkatan keimanan dalam tasawuf, yang meliputi:
1)
Maqom Taubat ( arabic: التوبة ), yaitu meninggalkan
dan tidak mengulangi lagi perbuatan dosa yang pernah dilakukan demi menjunjung
ajaran Allah dan menyingkiri murka-Nya ( Imam al- Ghozali)
2)
Maqom Waro’, menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu, dalam rangka
menjunjung tinggi perintah Allah.
3)
Maqom Zuhud ( زاهد ), lepasnya pandangan
keduniawian dan usaha memperoleh keduniawian dari seorang yang sebenarnya mampu
untuk memperolehnya.
4)
Maqom Shobar ( الصبر ), ketabahan dalam
menghadapi dorongan hawa nafsu (Imam al-Ghozali),
5)
Maqom Faqir ( فقير ), Tenang dan tabah
diwaktu susah dan memprioritaskan orang lain di kala sedang berada ( Syaikh Abu Hasan al-Nuruy
6)
Maqom Syukur ( شكر ), pengakuan terhadap
kenikmatan, tindakan badan untuk mengabdi kepada Allah dan ketetapan hati untuk
selalu menyingkiri yang haram,
7)
Maqom Khauf, Rasa ketakutan dalam menghadapi siksa Allah atau tidak
tercapainya kenikmatan dari Allah
8)
Maqom Roja’, Rasa gembira hati
karena mengetahui adanya kemurahan dari dzat yang menjadi tumpuan harapannya
9)
Maqom Tawakal, sikap hati yang bergantung pada Allah dalam menghadapi
sesuatu yang disukai, dibenci, diharapkan atau ditakuti kalau terjadi dan bukan
menggantungkannya pada suatu sebab, sebab satu-satunya adalah
Allah(al-Muhasibi).
10) Maqom Ridho, Rasa puas hati dalam menerima nasib yang
pahit (Abul Hassan al-Nuri),
No comments:
Post a Comment