Di
dalam Al Qur’an ada 10 wasiat mulia. Ayat ini ada di surat Al An’am ayat
151-153. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلا
تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلا تَقْتُلُوا أَوْلادَكُمْ
مِنْ إِمْلاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلا
بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُون
وَلا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لا نُكَلِّفُ
نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَهْدِ
اللَّهِ أَوْفُوا ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا
السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ
Artinya
: Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat
baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak
kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada
mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang
nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa
yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang
benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu
memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara
yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan
timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan
sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku
adil kendati pun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat, dan bahwa (yang Kami
perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan
kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
bertakwa (Al-An'aam : 151-153).
v 10 Wasiat tersebut adalah
sebagai Berikut
1) Larangan untuk menyekutukan Allah.
Allah
Sang Mahatunggal sangat murka jika Dia disekutukan dengan siapapun dan dengan
apapun. Dia Yang Mahaesa tidak mau disekutukan karena penyekutuan akan
menggambarkan bahwa Dia tidak memiliki kemutlakan. Artinya bahwa Allah masih
bisa berbagi dalam kekuasaan-Nya yang tidak terbatas. Dengan penyekutuan itu
berarti merendahkan ketinggian Allah, menghinakan kemuliaan Allah, membatasi
kekuasaan-Nya, melecehkan keagungan-Nya, menjatuhkan kebesaran-Nya.
Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (An-Nisaa'
: 48).
Bahkan jaminan luar biasa
diberikan kepada orang yang tidak menyekutukan Allah bahwa dia akan masuk surga
walaupun menanggung dosa-dosa. Dalam Bukhari dan Muslim dari Abu Dzar
disebutkan :
: "أتاني جبريل فبشرني أنه من مات لا يشرك بالله شيئًا من أمتك، دخل
الجنة. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن
زنا وإن سرق. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق، وإن شرب الخمر"
Jibril dating
menemuiku dengan memberi kabar gembira bahwa sesungguhnya barang siapa yang
meninggal dari ummatmu dan tidak menyekutukan sesuatupun dengan Allah, maka dia
akan masuk surga! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dua berzina dan mencuri?
Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan mencuri! Aku (Rasulullah) katakan
sekalipun dua berzina dan mencuri? Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan
mencuri! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dua berzina dan mencuri? Dia berkata
: Sekalipun dia berzina dan mencuri! Walaupun dia minum minuman keras!
2) Berbuat baik kepada kedua orang
tua.
Berbuat
baik kepada orang tua merupakan kewajiban relijius dan asasi dalam kehidupan
setiap manusia. Semua agama samawi memberikan penekanan yang sangat tegas
terhadap masalah ini. Sang Nabi Agung Muhammad Saw mengatakan kepada kita bahwa
sesungguhnya keridhaan kedua orang tua akan berdampak menjadikan Allah ridha
dan kemurkaan keduanya akan membuat Allah murka. Lukman al-Hakim tokoh besar yang
senantiasa dikaitkan dengan wasiatnya yang sangat mengagumkan juga tidak lupa
mewanti-wanti akan perlunya berbuat baik kepada kedua orang tua.
Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu (Luqman : 14).
3) Allah melarang keras membunuh
anak-anak kita.
Dengan
alasan karena khawatir dengan anak banyak maka kemiskinan akan mengiringi kita.
Dengan anak banyak maka kesusahan akan menimpa kita, dengan anak banyak maka
kesulitan akan mengepung kita. Orang-orang yang membunuh anak-anaknya itu telah
membangun ketakutan dalam dirinya, merancang kecemasan dalam diri mereka
sendiri. Sehingga benih-benih pikiran pesimistik ini membuat mereka mati
langkah dan sekaligus membunuh daya kreativitas mencari jalan terbaik bagi
kehidupan anak-anak mereka ke depan.
4) Allah melarang kita semua itu
melakukan tindakan-tindakan keji baik yang lahir dan tampak maupun yang bathin
tersembunyi
Yang
lahir adalah perbuatan yang dilakukan dengan terang-terangan dimana pelakunya
tidak takut lagi mendapatkan cela, sementara yang bathin adalah perbuatan yang
dilakukan secara sembunyi dan [elakunya khawatir mendapatkan celaan dari
orang-orang yang melihatnya. Seperti perzinahan, perselingkuhan, korupsi dan
lainnya.
5) Larangan membunuh manusia tanpa
alasan yang diperkenankan oleh agama.
Tidak ada alasan apapun
membunuh orang lain kecuali dengan tiga alasan yang Rasulullah sebutkan :
"لا يحل دم امرئ مسلم يشهد أن لا إله إلا الله، وأني رسول الله إلا
بإحدى ثلاث: الثيب الزاني، والنفس بالنفس، والتارك لدينه المفارق للجماعة"
Tidaklah halal
darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku
sebagai utusan Allah kecuali dengan salah satu dari tiga alasan berikut :
Seorang duda yang berzina, karena membunuh orang lain dan orang yang
meninggalkan agama ini dan memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin (HR.
Bukhari- Muslim).
6) Tidak boleh
makan harta anak yatim dengan cara menkonsumsi harta anak yatim itu hingga
tidak tersisa.
Tugas
orang yang mendapat titipan anak yatim yang belum sampai usia matang adalah
menjaganya sebaik-baiknya, kalau mungkin mengembangkannya sehingga harta mereka
bertambah tatkala berada di tangan kita. Kemudian kita serahkan manakala usia
anak itu telah sampai pada usia matang. Dan kita lepas dari tanggung jawab.
7) Sempurnakan takaran dan timbangan dengan adil.
Sebuah
wasiat social yang menjamin akan terlahirnya sebuah stabilitas sosial dan
menebarnya sikap dan sifat adil di tengah-tengah masyarakat. Wasiat ini sangat
perlu diungkap karena kebanyakan manusia cenderung untuk melakukan
kecurangan-kecurangan apalagi dalam masalah takaran dan timbangan. Kerusakan
ummat-ummat terdahulu juga berkisar pada tipu menipu dalam takaran ini,
sebagaimana dilakukan oleh kaum Nabi Syu'aib.
8) Senantiasa berkata jujur dan apa adanya jangan
ada dusta yang disenganya
Baik
Karena alasan budaya, kultur, tradisi, politik, apalagi dengan berdusta atas
nama agama. Kejujuran adalah sebuah barang mahal yang hendaknya senantiasa
ditebus dengan rasa dan dibeli dengan jiwa. Tidak banyak yang mampu melakukan
kejujuran itu, Padahal bagi seorang beriman tak ada pilihan lain kecuali jujur
saat bicara, jujur saat bersaksi, jujur kala berttansaksi, jujur kala berjanji.
Jujur menjadi mahkota yang senantiasa menempel di kepala seorang mukmin.
9) Janji adalah hutan yang
senantiasa harus kita penuhi.
Janji
adalah ikatan yang senantiasa harus kita jaga dan junjung tinggi. Jangan sampai
kita yang berjanji kita pula yang mengingkari. Jangan sampai kita yang berjanji,
kita pula yang memungkiri
10) Ikutilah jalan Allah yang lurus dan jangan
mengikuti jalan lain selain jalan Allah.
Jalan Islam, jalan kebenaran
yang mengantarkan manusia pada kedamaian. Jalan yang mengantarkan manusia pada
kekokohan dan kekukuhan. Jangan yang senantiasa terang karena senantiasa
bertaburan cahaya, bermandikan nur yang memancar dari keimanan yang kuat,
ibadah yang lurus dan ihsan yang terus menanjak.
v Selain wasiat yang berurutan seperti 10 wasiat dalam
surat Al- An’am ini ,masih banyak juga wasiat – wasiat Allah di Al- Quran
seperti :
· Berpegang teguh pada ajaran Allah dan tidak bercerai-
berai
Berpegang teguh terhadap ajaran
Allah sangat Penting agar manusia tidak salah langkah dan tidak terjerumus
kedalam jurang kesesatan
Sebagaimana Firman Allah, “ Dan
Berpegang teguhlah terhadap tali Allah secara keseluruhan , dan jangan bercerai
– berai
·
Menjaga persatuan dan kesatuan Islam ( Ukhuwah Islamiyah )
No comments:
Post a Comment